Page 94 - Bimbingan Spiritual Logoterapi Kearifan Lokal
P. 94
Bimbingan Spiritual: Logoterapi Kearifan Lokal
(Adib Bisri dan Munawwir A. Fatah: 1999), Sedangkan dari
sudut pandang tasawuf, barangkali definisi yang dibuat
Amatullah Armstrong (2001: 32) cukup memadai untuk
pembahasan lebih lanjut, yaitu:
Al-‘Aql adalah intelek atau fakultas penalaran. Kata
‘aql berasal dari ‘iqal yang berarti ”belenggu”. Akal
membelenggu dan mencengkeram manusia dan
menghalangi dirinya dalam menemupun tahap-tahap
akhir menempuh kenaikan menuju Allah (mi‘raj). Dalam
kenaikan menuju Allah (mi‘raj) ini, terdapat suatu tempat
yang disebut dengan ”Pohon Teratai di Batas Terjauh”
(Sidrat al-Muntaha) yang menunjukkan ”tempat” akal
(belenggu) harus ditinggalkan. Dari tempat ini, sang
penempuh Jalan Spiritual (salik) meneruskan perjalanan
dengan cinta (‘isyq), kerinduan (syawq), dan ketakjuban
(hayrah). Pada waktu mi‘raj Nabi Muhammad Saw. , di
sidrat al-muntaha inilah sahabatnya, Malaikat Jibril,
berhenti karena takut hancur dan musnah. Kedudukan
takut adalah kedudukan tertinggi yang bisa dicapai oleh
akal.
Ada tiga hal yang penting di catatan dari definisi di atas,
yaitu: pertama, akal sebagai fakultas spiritual manusia yaitu
fakultas penalaran; kedua, dalam kerangka pendekatan
diri kepada Allah, akal dibedakan dengan cinta, kerinduan,
dan ketakjuban. Akal dipandang tidak dapat mengatarkan
orang untuk sampai ke taraf terdekat apalagi menyatu
dengan Allah; dan ketiga, berbeda dengan karakteristik
pembahasan terdahulu mengenai ar-ruh}, di mana Malaikat
Jibril disimbolkan dengan ar-Ruh}, dalam definisi ini yang
tampak mengambil jalan pikiran filsafat memandang Malaikat
Jibril sebagai simbol akal, sebagaimana dalam filsafat Islam
Malaikat Jibril diidentifikasi sebagai Akal Kesepuluh, atau
Akal Aktual, yakni akal yang paling dekat dengan dunia atau
dengan kehidupan manusia.
Memperhatikan pengertian bahwa akal tidak dapat
mengantarkan manusia ke taraf terdekat dengan Allah,
tentunya tidak dapat diterima oleh kalangan rasional yang
87