Page 92 - Bimbingan Spiritual Logoterapi Kearifan Lokal
P. 92

Bimbingan Spiritual: Logoterapi Kearifan Lokal

              fungsi aktif-reseptif dalam aras atas-bawah. Semuanya akan
              berjalan serasi jika strukturnya dapat dipertahankan sesuai
              dengan fitrah penciptaannya, atau sebaliknya.
              1.  Ruh (ar-Ruh)

                  Dibandingkan dengan fakultas spiritual lainnya, ruh dalam
              diri  manusia  dipandang  merupakan  substansi spiritualitas
              manusia, bahkan diklaim sebagai inti keberadaannya. Dalam
              sejarah penciptaan manusia (dalam hal ini disimbolkan oleh
              penciptaan  Adam), ruh} merupakan unsur spiritual ilahiah
              yang  dihembuskan ke dalam  bentuk  lahiriah manusia yang
              terbuat  dari  tanah.  Seperti  disinggung di  beberapa tempat
              dalam tulisan ini, bahan baku penciptaan fisik manusia dari
              tanah menjadi simbol asal kejadian manusia yang rendah dan
              gelap; sedangkan dimensi spiritual manusia yang dihidupkan
              dengan ruh ilahiah merupakan simbol keagungan dan cahaya
              di dalam dirinya. Dengan demikian, berdasarkan simbolisasi
              tersebut, kepribadian manusia secara eksistensial terentang
              dari  dimensi  rendah dan gelap  hingga dimensi  yang  paling
              tinggi  dan bercahaya.  Karena  alasan  ini pula  maka  secara
              spiritual  manusia  dapat  menjangkau  Cahaya  sesungguhnya,
              yaitu Allah.
                  Dalam  sebuah hadis  Nabi, diceritakan  bahwa setelah
              manusia melalui tahapan penciptaan di dalam perut ibunya,
              mulai  dari tahap segumpal  darah (‘alaqah), kemudian
              tahap  segumpal  daging (mudghah), sampai kepada proses
              penyempurnaan dengan meniupkan ar-Ruh ke dalam unsur
              fisik  manusia.  Setelah  itu,  Allah  memerintahkan  untuk
              menuliskan empat keputusan (kalimat), yaitu rizki, ajal, amal,
              dan sengsara-bahagianya. Ditiupkannnya ruh ke dalam jasad
              manusia mengandung pula pengertian menghidupkan jasad
              mati  manusia, sehingga dengan  demikian ruh dipandang
              sebagai substansi yang menghidupkan.
                  Fungsi menghidupkan dari ruh} selanjutnya akan berarti
              bahwa cahaya spiritual dari ruh memberi efek menghidupkan

                                                                   85
   87   88   89   90   91   92   93   94   95   96   97