Page 93 - Bimbingan Spiritual Logoterapi Kearifan Lokal
P. 93
Bimbingan Spiritual: Logoterapi Kearifan Lokal
spiritualitas manusia, di samping mengangkat spiritualitas ke
taraf yang lebih tinggi. Dari sudut pandang lain, fungsi ini pun
mengandung arti bahwa ruh yang tinggi dalam spiritualitas
manusia bersifat aktif dalam hubungannya dengan fakultas
spiritual lain di bawahnya. (Amatullah Armstrong, 2001)
Dalam sebuah riwayat, ruh yang ditiupkan ke dalam fisik
manusia dimulai dari kepala menuju dada. Dalam dada (sadr)
ada hati (qalb) yang merupakan pusat spiritualitas manusia,
dan memperoleh kehidupan dari ruh} ini. Sebaliknya, hati
harus mencari cahaya yang menghidupkannya dari ruh},
sebagai lambang reseptivitasnya kepada fakultas yang lebih
tinggi. Hal ini analog dengan kenyataan spiritual bahwa
wahyu atau al-Qur’an yang kadang disebut sebagai ar-Ruh} di
sampaikan oleh Allah (juga disebut sebagai ar-Ruh}) melalui
ar-Ruh} al-Amin atau ar-Ruh} al-Qudus, di mana wahyu atau
al-Qur’an menghidupkan spiritualitas, atau menghidupkan
fakultas-fakultas spiritual, termasuk menghidupkan hati.
2. Akal (al-’Aql)
Dalam pemikiran Islam, terma akal banyak
diperbincangkan baik dalam kajian hukum, teologi dan
filsafat, maupun dalam kajian tasawuf. Dalam kajian hukum
Islam, akal dipertentangkan dengan naqal, yakni sebagai
sumber atau pembuktian sebuah kebenaran. Dalam teologi
dan filsafat Islam, di satu sisi akal dikontraskan dengan wahyu
sebagai cara memperoleh pengetahuan tentang yang benar,
termasuk dalam hal pembuktian adanya Tuhan, di sisi lain
dalam filsafat Islam, akal menjadi simbolisasi bagi wujud-
wujud spiritual yang beremanasi dari Tuhan. Sedangkan
dalam kajian tasawuf, sufisme, atau psikologi spiritual, akal
dipandang sebagai sebuah fakultas spiritual manusia, yang
secara relatif kedudukannya analog dengan kedudukan akal
dalam kosmologi spiritual.
Dari segi bahasa kata ‘aql berarti ”ikatan, batasan, atau
menahan,” di samping arti sebagai daya berpikir, akal pikiran.
86