Page 132 - Menelisik Pemikiran Islam
P. 132
Sehingga dengan mudah ia mendapatkan apa yang ia
inginkan dan tidak mudah puas dengan apa yang ia
dapatkan dalam kondisi yang ia alami pada saat itu. Karena
itulah kelak ketika ia dewasa melalui dunia pendidikan
yang ia geluti tampaklah olehnya kelemahan-kelemahan
yang ada. Maka dari sinilah ia pertama kali bergerak kelak.
Setelah belajar selama dua tahun, Muhammad Abduh
merasa bosan karena sistem pengajarannya memakai
metoda hapalan. Dengan rasa kecewa ia kembali ke
Mahallat Naser. Ia mulai menampakan jiwa pembaruan dan
perubahan yang terdapat dalam dirinya. Hatinya sangat
kecewa dengan pelajaran yang ia dapatkan dari sekolah
tempat ia mencari ilmu. Ia rasakan karena pelajaran itu
statis dan para pengajarnya mempersukar materi tersebut
untuk hanya mengulur waktu, dan pula tidak sesuai dengan
otak dan jiwa pelajar-pelajar yang menerimanya pada
waktu itu. Melihat keadaan seperti itu akhirnya ia pulang ke
kampung halamannya dengan tangan hampa dan dengan
maksud tidak akan kembali lagi ke sekolah tersebut.
Pada tahun 1282H/ 1866 M Muhammad Abduh
memasuki hidup berumah tangga. Sekitar 40 hari setelah
menikah, Muhammad Abduh dipaksa ayahya kembali ke
Tanta untuk melanjutkan pelajarannya. Dalam pelajarannya
ke Tanta Muhammad Abduh mengubah haluan ke desa
Kanisah untuk bertemu dengan pamannya, Syekh Darwisi
Khader. Ia adalah pengikut tarekat Syajiliah yang
mempunyai wawasan pengetahuan yang luas karena
banyak melakukan perjalanan ke luar Mesir. Ia pula adalah
seorang sufi yang sangat gemar dengan ilmu pengetahuan.
Ia juga terkenal dengan keahliannya dibidang tafsir dan
hadits. Dan ia telah banyak menghafal Hadis-hadis di luar
kepala.
Menelisik Pemikiran Islam | 125