Page 133 - Menelisik Pemikiran Islam
P. 133

Melihat Muhammad Abduh yang dihinggapi rasa bosan
            dan  kecewa  dalam  menuntut  ilmu,  Syekh  Darwisi
            memberikan imbauan dan dorongan serta nasehat kepada
            Muhammad  Abduh  agar  kembali  bersemangat  untuk
            menuntut  ilmu.  Kedatangannya  disambut  dengan  penuh
            kasih  sayang.  Ia  memahami  akan  maksud  anak  muda  itu,
            bahkan  ia  barangkali  melihat  tanda-tanda  yang  luar  biasa
            dari  keponakannya.  Demikianlah  berkat  kesabaran  dan
            kebijaksanaan Syekh Darwisi, Muhammad Abduh akhirnya
            belajar  kembali.  Untuk  sementara  ia  belajar  pada  Syekh
            Darwisi. Ia mendidik, membina, mengisi, dan mengasahnya
            dengan  ilmu-ilmu  yang  ia  miliki  pada  jiwa  dan  pemikiran
            Abduh. Ditimbulkannya kembali cita-cita yang telah hampir
            padam  untuk  menuntut  ilmu,  ditanamkan  akan  tugas  dan
            tanggung  jawab  akan  keadaan  umat  di  hari  depan.  Maka
            dari  sinilah  akhirnya  terbuka  semua  kecemerlangan
            Muhammad  Abduh  dan  tergugahlah  hatinya.  Semakin
            tampaklah kehebatannya.
                 Muhammad Abduh lalu kembali melanjutkan studinya
            di  masjid  Al-Ahmadi,  Tanta.  Beberapa bulan  setelah itu  ia
            pergi  ke  Cairo  dan  masuk  Al-Azhar  (1866).  Di  Al-Azhar,
            Muhammad  Abduh  tidak  menemukan  sesuatu  yang  baru.
            Materi dan metoda pengajaran tidak jatuh berbeda dengan
            materi  di  Tanta.  Muhammad  Abduh  menceritakan
            pengalamannya  kepada  Syekh  Darwisi  yang  kemudian
            menyarankan kepadanya agar juga menunutut ilmu kepada
            ulama  di  luar  Al-Azhar.  Mengikuti  saran  Syekh  Darwisi,
            Muhammad Abduh kemudian belajar pula ilmu-ilmu umum
            yang tidak dipelajarinya di Al-Azhar, seperti Filsafat, logika,
            dan matematika, pada Syekh Hassan At-Thawil.
                 Baru  dua  tahun  dalam  perguruan  tinggi  itu  namanya
            sudah semakin populer. Ia tidak puas dengan pelajarannya

            126 | Asep Solikin
   128   129   130   131   132   133   134   135   136   137   138