Page 113 - Evaluasi Pembelajaran
P. 113
Untuk melakukan pengujian validitas konstruksi
yang dimiliki setiap butir instrumen, maka dari hasil
ujicoba instrumen, evaluator harus melakukan
perhitungan koefisien korelasi antara skor setiap
butir terhadap skor totalnya. Koefisien korelasi
tersebut kemudian dibandingkan dengan tabel r
pada taraf signifikansi tertentu (umumnya
digunakan taraf signifikansi 5%), dan dengan derajat
bebas (N-2), dengan kriteria penarikan simpulan
sebagai berikut :
Butir instrumen disebut valid jika r > r tabel pada
taraf signifikansi dan derajat bebas tertentu. Jika
diperoleh r ≤ r tabel, maka butir instrumen tersebut
dianggap tidak valid secara konstruksi.
Saat ini, terdapat banyak software komputer di
pasaran, yang dapat digunakan oleh evaluator
sebagai alat bantu perhitungan. Dengan
menggunakan software, evaluator cukup hanya
memasukkan skor-skor setiap butir hasil ujicoba
instrumen, kemudian komputer secara otomatis
menampilkan koefisien korelasi dan simpulan valid
tidaknya butir-butir tersebut. Beberapa software
yang populer digunakan sebagai alat bantu analisis
butir instrumen antara lain ANATES, ANABUT, dan
SPSS.
Sebagai contoh, berikut ini diberikan gambaran
tentang pengujian validitas konstruksi butir soal tes
secara manual. Tes terdiri dari 10 butir pertanyaan
berbentuk Pilihan Ganda (PG), yang diujicobakan
kepada 25 orang peserta ujicoba. Setiap jawaban
benar diberi skor 1, dan jawaban salah diberi skor 0.
Data hasil ujicoba tersebut adalah sebagai berikut:
102