Page 33 - Evaluasi Pembelajaran
P. 33
pula halnya ketika kita mengukur suhu, kita dapat secara
langsung membandingkan ukuran suhu pada obyek
dibandingkan dengan ukuran pada thermometer. Artinya,
ukuran yang kita peroleh dari hasil pengukuran, benar-benar
menggambarkan keadaan ukuran sebenarnya dari obyek,
bukan ukuran dari gejala yang ditimbulkannya.
Hal berbeda akan kita temukan pada pengukuran tidak
langsung. Suatu pengukuran disebut pengukuran tidak
langsung, jika kita tidak dapat secara langsung mengukur
ukuran dari obyek yang kita ukur. Umumnya yang dapat kita
ukur hanya gejala dari ukuran tersebut, setelah obyek
diberikan respon tertentu. Sebagai ilustrasi, ketika seorang
dokter mendiagnosa penyakit yang diderita seseorang
berdasarkan gejala yang timbul. Seseorang yang suhu
tubuhnya di atas normal, kehilangan indera penciuman dan
perasa, maka orang tersebut bisa diduga atau didiagnosa
terkena penyakit Covid-19. Dalam hal ini, penyakit Covid-19
menyerang paru-paru, tetapi untuk menentukan jenis
penyakit tersebut dokter cukup mendiagnosa gejala-gejalanya
saja, tanpa harus melakukan pembedahan pada paru-paru
pasien. Contoh lain adalah seseorang yang didiagnosa
menderita penyakit tifus, penyakit infeksi pada usus halus.
Dalam hal ini dokter kadangkala hanya mendignosa
berdasarkan gejala-gejalanya saja seperti suhu tubuh yang
turun naik pada masa tertentu, tidak secara langsung
melakukan pengamatan terhadap usus halus pasien. Dalam
dua contoh tersebut, hasil pengukuran didasarkan pada
pengamatan terhadap gejala yang timbul, tanpa harus
melakukan pengukuran terhadap obyek pengukuran.
Pengukuran semacam ini disebut pengukuran tidak langsung.
Pengukuran aspek-aspek psikologis umumnya termasuk
ke dalam pengukuran tidak langsung, diantaranya adalah
pengukuran hasil belajar dalam dunia pendidikan. Artinya,
kita sebagai pengukur atau evaluator tidak dapat mengukur
ukuran hasil belajar peserta didik secara langsung, karena
yang dapat kita ukur hanya gejala-gejalanya saja. Pada
22