Page 82 - Evaluasi Pembelajaran
P. 82
demikian, tujuan pengukuran lebih bersifat sebagai
operasionalisasi dari tujuan pembelajaran.
Kata kunci dari penyusunan tujuan pengukuran yang
operasional adalah penggunaan kata atau kalimat
operasional yang tepat untuk masing-masing aspek
yang diukur, sebagaimana telah dipaparkan pada bab
sebelumnya tentag aspek-aspek pengukuran.
Dalam beberapa keadaan, evaluator tidak
merumuskan tujuan pengukuran secara eksplisit. Pada
sebagian evaluator yang sudah berpengalaman, tujuan
pengukuran telah dirumuskan secara otomatis dari
tujuan pembelajaran sehingga sudah berada dalam otak
dan fikirannya. Tetapi bagi evaluator pemula, sangat
disarankan untuk menyusun tujuan pengukuran dalam
perencanaan instrumen, sehingga dapat menjamin
kualitas instrumen pengukuran.
2. Menentukan Aspek Hasil Belajar yang Akan Diukur
Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, aspek hasil
belajar peserta didik terdiri dari aspek pengetahuan
(kognitif), sikap (afektif), dan keterampilan
(psikomotorik). Aspek kognitif dapat diklasifikasi
menjadi 6 sub aspek atau tahapan berfikir, yakni C1
(mengingat), C2 (memahami), C3 (mengaplikasikan), C4
(menganalisis), C5 (mengeveluasi), dan C6 (mencipta).
Sedangkan aspek sikap, diklasifikasikan menjadi 5 sub
aspek atau tahapan bersikap, yakni A1 (menerima), A2
(menanggapi), A3 (menghargai), A4 (mengorganisir), dan
A5 (karakterisasi). Adapun aspek keterampilan
diklasifikasi menjadi 4 sub aspek atau tahapan
berperilaku, yakni P1 (menirukan), P2 (memanipulasi),
P3 (mengalamiahkan), dan P4 (mengartikulasikan).
Mengingat luasnya aspek-aspek pengukuran beserta
tahapan-tahapannya, maka evaluator terlebih dahulu
menetapkan aspek dan tahapan mana yang akan diukur.
Tentu saja penentuan aspek dan tahapan ini disesuaikan
71