Page 302 - Bibliosufistik Pada Jalan Tuhan Memancar Kedamaian
P. 302
sekelompok orang. Pendakwah itu sedang memberikan
nasehat dan wejangan kepada mereka, mengingatkan
mereka akan siksa Allah sehingga mereka bercucuran air
mata. Ketika Sya’wanah ikut bergabung dengan mereka,
sang pendakwah sedang membacakan ayat al-Qur’an,
“Apabila neraka itu melihat mereka dari tempat yang jauh,
mereka mendengar kegeramannya dan suara nyalanya. Dan
apabila mereka dilemparkan ke tempat yang sempit di
neraka itu dengan belenggu, mereka mengharapkan
kebinasaan.” (Q.S. al-Furqan: 12-13)
Setelah mendengar lantunan ayat tersebut, Sya’wanah
merasakan sakit dan kepedihan yang menyayat kalbunya. Ia
kemudian berkata, “Wahai syaikh, aku adalah salah satu
orang hina penghuni tempat sempit itu di neraka. Jika aku
bertaubat, apakah Tuhan akan mengampuniku?
Sang pendakwah menjawab, “Tentu, jika engkau
bertaubat kepada Allah dengan taubat yang sebenar-
benarnya, walaupun dosamu sebanyak dosa Sya’wanah.”
Sya’wanah berkata, “Wahai Syaikh, Sya’wanah (Yang Anda
sebut tadi) adalah saya, yang setelah ini tidak akan lagi
berbuat dosa.” Sang pendakwah berkata, “Allah adalah Zat
Yang Maha Penyayang dari segala penyayang, tentu engkau
akan diampuni jika mau bertaubat kepada-Nya dengan
taubat yang sebenar-benarnya.”
Sya’wanah pun menangis dan kemudian
memerdekakan seluruh budak wanitanya serta
menyibukkan dirinya dalam beribadah. Ia bertekad untuk
menebus dosa-dosanya sampai tubuhnya kurus dan tak
berdaya lagi. Pada suatu hari, ia memperliatkan tubuhnya
sendiri, dan menyadari bahwa tubuhnya itu telah kurus dan
lemah. Ia berkata, “Ah…di dunia ini saja tubuhku telah
Bibliosufistik | 289