Page 303 - Bibliosufistik Pada Jalan Tuhan Memancar Kedamaian
P. 303

meleleh  (kurus)  sedemikian  rupa,  lalu  bagaimana
            keadaanku kelak di akhirat?
                 Sya’wanah  selalu  menghidupkan  malamnya  dengan
            mengerjakan  shalat,  bermunajat  kepada  Tuhannya  dan
            menangis  karena  takut  kepada  Allah.  Ia  sering  menangis
            sehingga  orang-orang  merasa  khawatir  jika  Sya’wiyah
            mengalami  kebutaan  karena  terlalu  sering  menangis.
            Mereka melecehkan sikap Sya’wiyah tersebut.
                 Tetapi  dengan  tenangnya  ia  menjawab,  “Aku  lebih
            senang  jika  harus  buta  di  dunia  karena  terlalu  sering
            menangis karena Allah, daripada aku harus buta di akhirat
            nanti  karena  percikan  api  neraka.  Barang  siapa  di  antara
            kalian mampu menangis, maka menangislah. Tetapi jika ia
            tidak  bisa  menangis,  maka  kasihilah  orang  yang  selalu
            menangis karena dia mengetahui apa yang telah menimpa
            dirinya.”





























            290 | Asep Solikin
   298   299   300   301   302   303   304   305   306   307   308