Page 305 - Bibliosufistik Pada Jalan Tuhan Memancar Kedamaian
P. 305

kepadaku  kesungguhanmu  kepada  Allah,”  serunya.
            Mendengar ucapan Syibli tersebut, sang pemuda berteriak
            keras, “Allah”
                 Tanpa diduga ia kemudian jatuh tersungkur. Saat Syibli
            tiba  di  hadapannya,  Ia  memeriksa  kondisi  tubuh  pemuda
            tersebut.  Ketika  diperiksa,  pemuda  malang  itu  ternyata
            sudah meninggal dunia.
                 Syibli  pun  dilanda  kebingungan  hebat  dan  terheran-
            heran. Ia tak habis pikir begitu besar tekadnya kepada Allah,
            sehingga untuk membuktikan sebagaimana permintaannya,
            Allah pun harus mengambil nyawanya. Ada sedikit perasaan
            bersalah, namun ia juga kagum dengan pemuda itu.

                 Syibli lalu pergi sebentar untuk mencari kain kafan dan
            segala  keperluan  untuk  memakamkan  jasad  pemuda  itu.
            Sekembalinya  ke  tempat  itu,  Syibli  tidak  menemukan
            jenazah pemuda tadi. Dia lantas bingung dan bertanya-tanya,
            siapa  orang  yang  mendahuluinya  mengurus  jenazah  sang
            pemuda,  padahal  ia  hanya  sebentar  meninggalkan  tempat
            itu. Seketika ia mendengar hatif (suara tak berwujud): “Ya
            Syibli, telah ada yang menyelesaikan urusannya. Jenazahnya
            telah dirawat malaikat. Hendaklah engkau banyak beribadah
            kepada  Allah  dan  bersedekah.  Pemuda  itu  tidak  sampai
            kepada  kedudukannya  seperti  itu,  kecuali  karena  suatu
            sedekahnya di suatu hari…”

                 “Beritahukanlah  kepadaku,  apakah  sedekahnya  itu?”
            jawab Syibli.

                 “Ya Syibli, pemuda itu sebelumnya seorang yang fasik,
            suka berzina, durhaka dan gemar bermaksiat kepada Allah.
            Suatu  malam  Ia  bermimpi  kemaluannya  menjadi  ular  dan
            mengeluarkan api dari mulutnya. Ia disembur dengan api itu
            sehingga  tubuhnya  menjadi  hitam  seperti  arang.  Setelah


            292 | Asep Solikin
   300   301   302   303   304   305   306   307   308   309   310