Page 111 - Bimbingan Karir Paradigma, Dimensi, dan Problematika Perencanaan Karir
P. 111

fluktuatif dan tidak menetap, serta tidak disertai perubahan
            sikap dan perilaku. Burnout  merupakan tahap  akhir dari
            ketidakmampuan individu untuk beradaptasi dengan tekanan
            lingkungan, dimanan proses terjadinya berjalan perlahan dan
            waktu yang lama, serta terjadi perubahan sikap – perilaku yang
            negatif pada orang lain dan pekerjaannya. Burnout bukanlah
            kondisi  yang  bersifat  temporal  dan terjadi secara bertahap,
            perlahan dan menetap dalam jangka waktu yang lama.
            2.  Kejenuhan di tempat kerja

                Berbagai penelitian yang dilakukan dua dekade terakhir
            menunjukkan  hasil bahwa burnout  tidak  hanya berakibat
            negatif  pada  individu seperti depresi, perasaan  gagal,
            kelelahan, dan hilangnya motivasi tetapi juga berakibat negatif
            pada organisasi  seperti  absensi, turnover, dan menurunnya
            produktivitas kerja ( Van Dierendonk dkk, 1988 ).
                Problem interpersonal  dalam  lingkungan kerja dapat
            terjadi terhadap  resipien, kolega,  supervisor, dan bawahan.
            Individu yang mengalami burnout dapat membawa problem di
            tempat kerja ke rumah, yang oleh Jackson dan Maslach disebut
            dengan negative  spillover. Tipikal individu  yang mengalami
            burnout cenderung menarik diri dari kontak sosial dan lebih
            buruk lagi jika mengisolasi dirinya.
                Sikap negatif yang berkembang tidak hanya terjadi pada
            hubungan  interpersonal saja  tetapi  dapat  pula  terjadi pada
            pekerjaan ataupun organisasi. Sikap negatif dalam hubungan
            interpersonal seperti dehumanisasi, tidak  berperasaan
            (callous), memisahkan  diri (detached), acuh tak  acuh
            (indifferent), sinis  (synical) terhadap resipien, merupakan
            karakteristik yang sering muncul pada penderita burnout.
                Burnout  dapat  memperburuk  kualitas  kerja (Chermis
            dan Freudenberger, dalam Schultz dan Schultz, 1994) bahkan
            dapat  menyebabkan  individu berhenti dari pekerjaan,
            turnover tinggi dan juga absen, serta rendahnya produktivitas
            kerja (Schaufeli  dan  Buunk,  1996).  Jaffe dan  Scott  (dalam
             98   Bimbingan Karir
   106   107   108   109   110   111   112   113   114   115   116