Page 49 - Bimbingan Karir Paradigma, Dimensi, dan Problematika Perencanaan Karir
P. 49
internet marketing lewat computer dalam rumahnya
di Banjaran, Bandung. Selain memperoleh penghasilan
yang besar, ia juga masih memiliki waktu untuk bermain,
belanja, menonton bioskop, makan di kafe atau restoran di
Bandung bersama teman atau keluarganya. Semua itu bisa
ia lakukan karena tidak pernah terikat dengan jam kantor.
Yang penting ia dapat mengakses internet” (Kurniawan,
2008 :56-57).
Presti (2009) mensinyalir bahwa dinamika dunia
global yang terjadi pada dekade terakhir abad ke-20 sangat
berpengaruh pada kehidupan karir seseorang. Sebagai akibat
dari globalisasi, dengan segala kompleksitas dan fleksibilitas
masyarakatnya, persoalan karir akan semakin kehilangan
linieritas dan prediktabilitasnya. Jauh sebelumnya, bahkan
Hall (1996) telah meramalkan bahwa kontrak karir pada
awal millenium ke-3 akan berbeda dengan kontrak karir
konvensional. Karyawan tidak lagi terikat kontrak kerja
secara tradisional di mana mereka masuk sebuah perusahaan,
bekerja keras, menunjukkan kinerja baik, loyal dan memiliki
komitmen, kemudian mereka menerima kompensasi yang
lebih tinggi dan seterusnya. Kontrak karir yang baru akan
lebih didasarkan pada continous learning dan perubahan
identitas, yang disebut dengan the path with a heart.
Berdasarkan kisah dan pendapat dua penulis di atas, pola
dan karakteristik karir yang baru ditandai dengan hal-hal
berikut ini :
1. Bersifat Protean. Artinya, karir ditentukan dan
dikelola oleh orang bukan organisasi dan akan selalu
diperbaharui oleh individu itu sendiri. Kata protean
berasal dari nama salah seorang dewa dalam mitologi
Yunani–proteus, yang dapat berubah bentuk seke-
hendak hatinya dengan mudah. Protean berarti cakap,
fleksibel, mampu beradaptasi, dan memiliki kapabilitas
(Kerno, 2007).
36 Bimbingan Karir