Page 56 - Bimbingan Karir Paradigma, Dimensi, dan Problematika Perencanaan Karir
P. 56
peran sebagai perantara (fasilitator).
5. Integrasikan antara informasi karir, assessment
technology, pembinaan karir dan konsultasi.
6. Sediakan program komunikasi karir yang unggul.
7. Sediakan program intervensi karir melalui hubungan
dan tantangan kerja.
8. Utamakan identitas learner daripada senioritas.
Sementara itu, Moses (1999) memberikan saran praktis
untuk menghadapi perubahan yang cepat. Cara-cara untuk
menghadapi perubahan paradigma ini disebut dengan istilah
career intelligence (kecerdasan berkarir), sebagai berikut :
1. Memastikan kemampuan memasarkan akan
ketrampilan diri. Kemampuan memasarkan akan
ketrampilan diri dapat dibuat melalui: (a) memikirkan
apa yang dikerjakan adalah untuk seorang pelanggan,
(b) mampu mengenali akan potensi diri baik kelemahan
dan kelebihannya serta bagaimana seseorang dapat
menambah nilai pada seorang pelanggan.
2. Berfikir global. Globalisasi berarti sebuah ekspansi
atas perluasan kesempatan pekerjaan tanpa dibatasi
oleh sebuah negara. Dengan hidup dan bekerja
secara internasional akan membantu seseorang
menjadi kaya akan konsep-konsep tidak hanya dalam
mekanisme bisnis tetapi juga dalam prinsip hidup dan
prinsip bekerja. Berbagai perusahaan internasional
akan mencari seseorang yang mampu beradaptasi
pada perbedaan budaya. Moses (1999) menyatakan
seseorang yang memiliki ketrampilan komunikasi
yang baik akan bernilai, namun dengan kemajuan
telekomu-nikasi dan kemungkinan adanya informasi
yang overload pada setiap orang, maka ketrampilan
ini tidak cukup efektif dan efisien. Untuk itu harus
Paradigma, Dimensi, dan Problematika Perencanaan Karir 43