Page 35 - Belajar & Pembelajaran
P. 35

oleh orang lain dan juga tidak bisa dilimpahkan kepada orang laia Belajar hanya
          mungkin  terjadi  apabila  anak  aktif  mengalami  sendiri.  John  Dewey  misalnya
          mengemukakan, bahwa belajar adalah menyangkut apa yang harus dikerjakan
          siswa untuk dirinya sendiri, maka inisiatif harus datang dari siswa sendiri. Guru
          sekadar pembimbing dan pengarah (John Dewey 1916, dalam Davies, 1937:31).
              Menurut teori kognitif, belajar menunjukkan adanya jiwa yang sangat aktif,
          jiwa mengolah informasi yang kita terima, tidak sekadar menyimpannya saja
          tanpa mengadakan transformasi. (Gage and Berliner, 1984:267). Menurut teori
          ini anak memiliki sifat aktif, konstruktif, d2i\ mampu merencanakan sesuatu.
          Anak  mampu  untuk  mencari,  menemukan,  dan  menggunakan  pengetahuan
          yang  telah  diperolehnya.  Dalam  proses  belajar-mengajar  anak  mampu
          mengidentifikasi,  merumuskan  masalah,  mencari  dan  menemukan  fakta,
          menganalisis, menafsirkan, dan menarik kesimpulan.
              Thomdike mengemukakan keaktifan siswa dalam belajar dengan hukum
          "law  of  exercise"-nya  yang  menyatakan  bahwa  belajar  memerlukan  adanya
          latihan-latihan.   Mc   Keachie   berkenaan   dengan   prinsip   keaktifan
          mengemukakan bahwa individu merupakan "manusia belajar yang aktif selalu
          ingin  tahu,  sosial"  (Mc  Keachie,  1976:230  dari  Gredler  MEB  terjemahan
          Munandir, 1991:105).
              Dalam  setiap  proses  belajar,  siswa  selalu  menampakkan  keaktifan.
          Keaktifan itu beraneka ragam bentuknya. Mulai dari kegiatan fisik yang mudah
          kita amati sampai kegiatan psikis yang susah diamati. Kegiatan fisik bisa berupa
          membaca,  mendengar,  menulis,  berlatih  keterampilan-keterampilan,  dan
          sebagainya.  Contoh  kegiatan  psikis  misalnya  menggunakan  khazanah
          pengetahuan  yang  dimiliki  dalam  memecahkan  masalah  yang  dihadapi,
          membandingkan satu konsep dengan yang lain, menyimpulkan hasil percobaan,
          dan kegiatan psikis yang lain.

          3.  Keterlibatan Langsung/Berpengalaman
              Di muka telah dibicarakan bahwa belajar haruslah dilakukan sendiri oleh
          siswa, belajar adalah mengalami, belajar tidak bisa dilimpahkan kepada orang
          lain.  Edgar  Dale  dalam  penggolongan  pengalaman  belajar  yang  dituangkan
          dalam kerucut pengalamannya mengemukakan bahwa belajar yang paling baik
          adalah  belajar  melalui  pengalaman  langsung.  Dalam  belajar  melalui
          pengalaman langsung siswa tidak sekadar mengamati secara langsung tetapi ia
          harus menghayati, terlibat langsung dalam perbuatan, dan bertanggung jawab
          terhadap  hasilnya.  Sebagai  contoh  seseorang  yang  belajar  membuat  tempe,
          yang paling baik apabila ia terlibat secara langsung dalam pembuatan (direct
          performance),  bukan  sekadar  melihat  bagaimana  orang  membuat  tempe



          28 | Belajar dan Pembelajaran
   30   31   32   33   34   35   36   37   38   39   40