Page 20 - Makna Sosial Burung Enggang
P. 20
Mengenakan baju batik pada kegiatan formal dan non formal
adalah bentuk pola kekerabatan (Gray, 2010).
Suku Dayak di Kalimnatan Tengah memiliki batik dengan
nama benang bintik, dan motif yang dituangkan pada batik
memiliki makna filosofi tersendiri sesuai dengan kebudayaan
suku Dayak Kalimantan Tengah. Salah satu motif yang digunakan
pada batik Kalteng (KalimantanTengah) adalah motif burung
enggang atau sering disebut burung Tingang. Burung Enggang
merupakan hewan suci dan dianggap sebagai Dewa. Sistem
kepercayaan suku Dayak Kalimantan Tengah yang menganut
sistem keyakinan leluhur yang memiliki aturan adat sebagai
pedoman yang mengatur bagaimana manusia terhadap Tuhan,
individu terhadap individu lain, individu dengan arwah leluhur,
dan individu terhadap alam dunia. Jubata mempunyai dua
karakteristik, pertama Jubata tinggal di alam nirwana dan kedua
Jubata mendiami alam dunia.
Suku Dayak memiliki keyakinan kedua karakteristik mewakili
gambaran tentang kebaikan dan keburukan. Menggambarkan
bahwa Jubata iti satu menurut keyakinan orang Dayak yang
memiliki sifat Maha Agungs diekspresikan oleh burung Enggang
yang menyajikan Ketuhanan dunia “atas”.
Burung enggang merupakan burung endemi yang ditemukan
di daerah Kalimantan Tengah. Karakteristik burung enggang
yang besar, namun digambarkan sebagai brung yang, kuat,
setia, berani, dan rendah hati. Enggang merupakan burung yang
menurut keyakinan orang Dayak adalah burung yang disakralkan.
Sebab enggang adalah burung yang diturunkan oleh Jubata dari
nirwana. Simbol burung enggang tidak hanya digunakan pada
batik, hampir diseluruh ornamen suku Dayak Kalimantan
Tengah menggunakan burung enggang sebagai simbol pelindung.
Pada bagian ataf rumah orang dayak diberi simbol enggang sebagi
simbol nirwana.
Makna Sosial Burung Enggang dalam Batik Masyarakat Dayak... | 7