Page 30 - Makna Sosial Burung Enggang
P. 30
strata sosial dan berubah menjadi kain batik. Corak gurda batik
Larangan Yogyakarta menggambarkan nirwana, individu yang
mampu melakukan kontrol diri mampu mencapai kemuliaan dan
mampu mencapai nirwana. Corak batik semen menggambarkan
Sawat Ageng yang memilii arti berpengaruh dan gagah berani,
karakteristik tersebut menggambarkan raja sebagai pemimpin,
dan corak tersebut diguanakn oleh kaum bangsawan atau raja.
Corak tersebut dipengaruhi oleh kepercayaan Hindu-Jawa.
Penelitian-penelitian yang telah dijelaskan sebelumnya
berbeda dengan penelitian disertasi ini. Penelitian terdahulu
mengkaji tentang motif batik suku Dayak dan ornament yang
menyertainya. Sedangkan disertasi ini mengkaji tentang makna
sosial burung enggang dan peran masyarakat melestarikan batik
burung Enggang sebagai identitas batik Suku Dayak Kalimantan
Tengah.
2.2. Sejarah Batik di Indonesia
Industri batik diperkirakan pada abad ke-10 telah
berkembang masyarakat dikala Jawa mulai melakukan import
bahan tekstil dari India yang digunakan untuk membatik. Histori
awal mula batik berasal dari pulau Jawa, hal ini dipengaruhi
oleh kepadatan penduduk. Dasar dari sebuah kreatifitas untuk
membuat batik dipengaruhi oleh hubungan antar negara,
bukan hanya dipengaruhi kearifal lokal sebuah daerah, sehingga
tercipta batik dengan corak yang menggabungkan kearifan lokal
Indonesia dan negara lain. Percampuran budaya lain dengan
budaya Indonesia menghasilkan corak batik yang dipengaruhi
oleh India, Tiongkok, serta Timur Tengah.
Abad ke-18 ataupun awal abad ke-19 batik mulai
terkenal dikalangan masyarakt lokal dan beberapa negara lain.
Perkembangan zaman membuat batik diprodungsi dengan cara
modern, dikenal dengan jenis batik cap dan batik printing.
Makna Sosial Burung Enggang dalam Batik Masyarakat Dayak... | 17