Page 35 - Makna Sosial Burung Enggang
P. 35
adat Kalimantan (Jawi et al, 2018). Sejumlah motif batik yang
berkembang saat itu telah dilindungi dan disahkan-diformalkan
sebagai motif Batik klasik (Doellah, 2002). Batik sebagai produk
budaya Indonesia tahan lama dan tidak statis. Seiring waktu,
batik berkomunikasi secara budaya di dalam perkembangan
masyarakat. Motif batik, misalnya, terus berkembang agar
dapat diterima secara sosial. Batik sudah menjadi bagian dari
pertukaran budaya perdagangan internasional di Samudera
Hindia antara Indonesia dan India. Maxwell menekankan bahwa
pengembangan batik tampaknya lebih terkait erat dengan bangsa
India (Zilberg, 2012). Batik merupakan ciri khas masyarakat
Indonesia yang dipengaruhi oleh budaya daerah pembuat batik.
Batik mengekspresikan kreativitas dan spiritual mulai dari simbol
yang terkandung dalam warna dan motif batik (Shabahaty, 2018).
Veldhuisen (Budi, 2016) Sebagai karya budaya tidak
berwujud, batik dapat dipahami dari perspektif yang luas,
mulai dari sisi teknisnya hingga proses pembuatan batiknya,
implementasi fungsional, sejarah, daerah asal, pengaruh budaya,
pengembangan, desain atau pola, motif, makna simbolik, dan
nilai filosofis. Secara fungsional pelaksanaannya, kata batik berarti
barang yang memiliki hiasan atau ornament pola dan biasanya
dipakai untuk acara atau upacara khusus.
Moertono (Hartono, 2012) “Batik” bukan hanya mode,
tetapi itu juga berisi filosofi dan kepercayaan yang terkait erat
dengan kehidupan sehari-hari, baik di dalam maupun di luar
istana. Namun, di istana, Batik memperoleh lebih banyak
kekuatan dan memiliki interpretasi yang terbuka. Batik dianggap
sebagai mode yang memiliki motif untuk menunjukkan tingkat
sosial pengguna. Sementara batik masih didominasi oleh batik
tulis, batik menempati posisi penting di masyarakat. Sebagai
bentuk seni, batik erat kaitannya dengan kondisi sosial dan
budaya. Menurut Janet Wolff (Hartono, 2012) Perkembangan
22 | Aquarini, Ishomuddin, Vina Salviana DS., M. Fatchurrahman