Page 39 - Makna Sosial Burung Enggang
P. 39
corak batik yang cuma bisa digunaka keluarga bangsawan atau
raja saja, tatanan adat mempunyai syarak khusus bagi penggunaan
corak batik untuk stata tertentu sebab corak batik mengandung
filosofi dan arti tertentu bukan hanya sebagai pakaian tetapi
mempunyai makna kehidupan untuk manusia (Trixie, 2020).
Burung enggang merupakan perwujudan dari panglima
burung bagi kepercayaan suku Dayak Kalimantan Tengah. Orang
Dayak percaya bahwa Enggang adalah fauna yang diturunkan
oleh Jata dari nirwana sehingga menjadi Enggang sakral. Enggang
sebagai Pangkalima Burung dikenal sebagai panglima perang
Dayakbiasa tinggal di rimba Kalimantan, sebagai wujud sakral
enggang merupakan sosok mistik yang kan muncul jika daerah
Kalimantan terancam. (Syahbani, 2020).
Burung enggang sendiri telah dipercayai dan dianggap
sebagai penjelmaan dari panglima burung yang merupakan sosok
berwujud gaib dan tinggal di gunung pedalaman Kalimantan
yang akan hadir saat wilayahnya terancam (Febriani, et al,
2020). Bentuk burung enggang dalam ornament atau motif batik
digunakan sebagai pengingat bahwa persatuan antar masyarakat
Dayak merupakan hal yang penting terutama disaat semakin bany
Budaya luar yang dibawa oleh berbagai suku yang masuk
ke sebuah daerah dapat mempengaruhi kebudayaan di mana
mereka tinggal. Sehingga masyarakat adat harus melestarikan
kearifan lokal dan menjaganya agar terhindar dari budaya luar
yang dibawa oleh pendatang (Mayasari, et al, 2014). Bulu burung
enggang melambangkan adanya proses hidup manusia warna putih
pertama melambangkan kelahiran, warna hitam melambangkan
kehidupan manusia yang tidak terlepas dari kesalahan, dan
warna putih kedua melambangkan kembalinya manusia kepada
sang pencipta (Nugraheni & Safarina, 2018). Sehinga masyakat
yang menggunakan batik dengan motif burung engga selain
melambangkan keperkasaan karena merupakan perwujudan
26 | Aquarini, Ishomuddin, Vina Salviana DS., M. Fatchurrahman