Page 41 - Makna Sosial Burung Enggang
P. 41
Asumsi Blumer tentang generasi makna telah memungkinkan
interaksionis simbolik untuk berkontribusi pada pemahaman
kita tentang sosial dan pengembangan proses pengetahuan seperti
yang berkembang di bidang interaktif seperti: ilmu pengetahuan
dan teknologi, seni dan budaya, penyimpangan, masalah sosial,
dan kehidupan sehari-hari. Kerangka kerja Blumer yang muncul
untuk menghasilkan makna sebagai proses sosial mengambil
perubahan yang diperlukan dari deterministik, psikologis, atau
filosofis posisi pada pengetahuan yang diasumsikan sebelumnya.
Blumer (Carter & Fuller, 2016) menyatakan bahwa
interaksionisme simbolik menjauh dari perspektif yang (mungkin)
memberikan pandangan individu yang terlalu disosialisasikan untuk
memahami individu sebagai agen, otonom, dan integral dalam
menciptakan dunia sosial mereka. Pusat pemikiran interaksionis
simbolik adalah gagasan bahwa individu menggunakan bahasa
dan simbol-simbol penting dalam komunikasi mereka dengan
orang lain. Alih-alih membahas bagaimana institusi sosial
umum mendefinisikan dan memengaruhi individu, interaksionis
simbolik mengalihkan perhatian mereka ke interpretasi sudut
pandang subjektif dan bagaimana individu memahami dunia
mereka dari perspektif unik mereka. Interaksionis simbolik sering
kali kurang memperhatikan struktur objektif daripada makna
subjektif – bagaimana interaksi yang berulang dan bermakna di
antara individuindividu menentukan susunan 'masyarakat'
Mewakili apa "inti ketegasan" yang tidak dapat dinegosiasi-
kan dari paradigma interaksionis yang memandu teori dasar,
induktif, dan lunak yang dihasilkan melalui studi empiris yang
dekat komunitas manusia (Lakatos, 2010). Blumer (Rauty,
2019) menyatakan bahwa interaksionisme simbolik bersandar
pada analisis terakhir pada tiga premis yaitu: (a) premis pertama
adalah bahwa manusia bertindak terhadap sesuatu berdasarkan
makna; (b) premis dua yaitu makna suatu benda atau kata hadir
28 | Aquarini, Ishomuddin, Vina Salviana DS., M. Fatchurrahman