Page 46 - Makna Sosial Burung Enggang
P. 46
yang lebih rendah mengadopsi Fashion, itu ditinggalkan oleh
status sosial masyarakat yang lebih tinggi.
Blumer (Smith, 2017) menjelaskan bahwa menerima
kemungkinan ambisi dalam membentuk kelas sosial, tetapi itu
saja tidak cukup untuk mendefinisikan "mekanisme mode".
Alih-alih membedakan kelas sosial, Blumer mengajukan teori
"seleksi kolektif". Desainer, direktur rumah mode, dan pembeli
berinteraksi untuk menafsirkan "selera kolektif" saat ini. Selera
kolektif ini berkembang di antara orang-orang yang terlempar
ke area interaksi umum dan memiliki pengalaman yang serupa".
Sebuah proses seleksi kolektif kemudian menerjemahkan selera
tersebut ke dalam gaya modis. Dalam teori Blumer, proses
internal mekanisme mode didahulukan. Kesempatan untuk
menggunakan mode sebagai penanda pembedaan merupakan hal
sekunder dari proses-proses ini.
Stolley (Sukmana, 2016) menyatakan bahwa fashion
merupakan paradigma sosial yang menunjukan perilaku individu
dan performa sekelompok individu dalam rentang waktu cukup
panjang. Walaipun busana cenderung dianggap sekelompok
individu sebagai komponen penting dari fashions (gaya busana),
namun fashions (cara busana) tidak hanya busana yang dipakai.
Inggris, seperti Prancis (mode), Italia dan Spanyol (moda),
atau Jerman (Mode). Semua istilah ini berasal dari bahasa latin.
Dalam bahasa Inggris, fashion berasal dari kata Prancis kuno
(abad kedua belas) fa¸con, yang menunjukkan cara membuat
dan melakukan sesuatu, menyoroti peran aktif mode. Ini juga
memiliki konotasi sosial, mengingat kata latin dari mana fa¸con
berasal ( factio) mengacu pada membuat dan melakukan sesuatu
bersama-sama (P. Aspers & Godart, 2013).
Fashion sebagai fenomena sosial tidak terbatas pada domain
pakaian dan pakaian. Domain mode bahwa fashion berpotensi
Makna Sosial Burung Enggang dalam Batik Masyarakat Dayak... | 33