Page 51 - Makna Sosial Burung Enggang
P. 51
memperoleh prestise di mata mereka yang ingin meniru kelompok
elit dan ditiru oleh mereka, sehingga memaksa kelompok elit
untuk merancang tanda khas baru dari status superior mereka.
Lévi-Strauss (Meletinsky, 2014) menjelaskan bahwa deskripsi
etnologis struktural berdiri pada sebuah hubungan komplementer
dengan deskripsi peristiwa historis, 'temporal', dan diakronis
tetapi menawarkan lebih banyak keuntungan. Meskipun dalam
analisis akhir Lévi-Strauss menghormati kesejarahan, tampaknya
dia terus-menerus cenderung ke arah sikap subjektivis karena pada
dasarnya berorientasi pada kesadaran individu dan lingkungan
sosial.
Lévi-Strauss, antinomi Jung antara 'naluriah' dan 'sadar'
mengambil bentuk pertentangan antara alam dan budaya.
peran yang lebih besar yang dimainkan oleh lingkungan dan
simbolisasi tidak begitu banyak pada objek atau negara, tetapi
pada hubungan antara objek dan orang. Ini adalah proposal yang
secara fundamental berbeda dan merupakan landasan teori mitos
(Meletinsky, 2014).
Fungsi mitos yang dikemukakan oleh Levi Strauss (Mizrahi
et al., 1997) adalah memberikan sebuah penjelasan logis dalam
mengatasi hal yang tidak mungkin menjadi hal yang nyata. Mitos
bukan sekedar cerita tetapi sering juga sebagai ungkapan simbolis
batin atau konflik spiritual dalam masyarakat, serta merupakan
sarana untuk mengalihkan, menjauh dan mengatasi setiap
kontradiksi yang belum terselesaikan, sehingga sebagai hasilnya
dapat dijelaskan dan logika.
Masyarakat suku Dayak mengimplementasikan makna
subjektif burung enggang dalam perilaku sehari-hari. Menjadi
pribadi individu dengan karakteristik seperti burung Enggang.
Terlebih masyarakat memandang batik burung enggang
mengandung makna yang sarat dengan harapan bahwa pengguna
38 | Aquarini, Ishomuddin, Vina Salviana DS., M. Fatchurrahman