Page 53 - Makna Sosial Burung Enggang
P. 53

dengan alam sekitar seperti flora dan fauna, air, bumi, dan udara.
            Keyakinan terhadap mitos burung  enggang yang terkandung
            dalam motif batik burung  enggang sangat kuat, sehinggan
            ketika sikap dan perilaku mencerminkan nilai-nilai kehidupan
            burung enggang yang penolong, setia, mencintai, dan pengasih
            menjadikan hidup menjadi lebih baik.

                Masing-masing tiga premis dasar Blumer (Harris, 2000)
            sebagai berikut:
                Premis  pertama manusia bertindak terhadap sesuatu ber-
            dasar kan makna yang dimiliki sesuatu itu bagi mereka. Jika
            premis pertama hanya membaca manusia bertindak terhadap hal-
            hal berdasarkan makna yang dimiliki sesuatu, jauh lebih terbuka
            untuk membaca realis daripada konstruksionis. Kata "untuk
            mereka" lebih konsisten dengan pandangan Blumer tentang
            makna  sebagai  perspektif  dan  bukan  inheren.  Premis  pertama
            Blumer juga melampaui (apa yang saya sebut) premis nol, namun.
            Ini  menunjukkan  tempat  sentral  yang  dipegang  oleh  makna
            dalam perilaku manusia. Artinya, makna bukanlah masalah kecil
            atau tidak relevan, tetapi merupakan inti dari apa yang dilakukan
            orang. Sebuah "stimulus" sederhana - memperhatikan seseorang
            makan hamburger, misalnya - dapat menimbulkan berbagai
            reaksi, tergantung pada makna yang dimiliki peristiwa tersebut
            untuk tujuanny.

                Premis  kedua  juga  berkaitan  dengan  makna.  Sebenarnya,
            itu adalah tanggapan langsung terhadap apa yang saya daftarkan
            sebagai premis nol. Karena artinya adalah tidak melekat, namun
            manusia hidup di dunia objek yang bermakna, pertanyaan yang
            jelas muncul: Dari mana makna berasal? Blumer berpendapat
            bahwa sumber makna adalah interaksi manusia. Makna dari
            hal-hal tersebut berasal dari atau muncul dari interaksi sosial
            yang dimiliki seseorang dengan sesamanya. Makna-makna ini
            ditangani dalam, dan dimodifikasi melalui, proses penafsiran



            40 |  Aquarini, Ishomuddin, Vina Salviana DS., M. Fatchurrahman
   48   49   50   51   52   53   54   55   56   57   58