Page 50 - Makna Sosial Burung Enggang
P. 50
sementara yang lain cenderung ke arah pembedaan (dan dengan
demikian ke eksentrisitas dan pembangkangan), tetapi aliran
mode membutuhkan kedua kecenderungan yang kontradiktif ini
untuk bekerja. Singkatnya, Simmel berpendapat bahwa kita perlu
mendalilkan dua dorongan radikal yang dia kaitkan dengan sifat
manusia
Simmel (Benvenuto, 2000) menyatakan bahwa fashion
sebagai wujud aktivitas yang bermacam-macam dari kelompok
individu dalam setiap hubungan sosial ada dua kekuatan yang
bekerja: satu mendorong kita untuk mengikat diri kita dengan
orang lain melalui peniruan, dan yang lain mendorong kita untuk
melepaskan diri dari orang lain, untuk membatalkan jaringan
sosial, melalui perbedaan. Tetapi kehidupan sosial berubah sejauh
keseimbangan antara kekuatan sosialisasi dan kekuatan de-
sosialisasi selalu tidak stabil dan sementara. Fashion adalah contoh
cara di mana kehidupan sosial yang sebenarnya selalu mencakup
kebalikannya, kehidupan asosial. Seperti yang dikatakan Kant,
masyarakat didasarkan pada ungesellige geselligkeit, "sosialitas
yang tidak ramah”.
Simmel (Benvenuto, 2000) menyatakan bahwa fashion
muncul sebagai bentuk diferensiasi kelas dalam masyarakat yang
relatif terbuka. Dalam masyarakat seperti itu, kelas elit berusaha
membedakan dirinya dengan tanda atau lambang yang dapat
diamati, seperti bentuk pakaian yang khas. Namun, anggota kelas
yang langsung tunduk mengadopsi lambang ini sebagai sarana
untuk memuaskan upaya mereka untuk mengidentifikasi dengan
status yang lebih tinggi. Mereka, pada gilirannya, ditiru oleh
anggota kelas di bawahnya. Dengan cara ini, lambang pembeda
dari kelas elit menyaring melalui piramida kelas. Dalam proses
ini, bagaimana pun, kelas elit kehilangan tanda-tanda identitas
yang terpisah ini. Fashion dianggap muncul dalam bentuk gaya
yang membatasi kelompok elit. Gaya-gaya ini secara otomatis
Makna Sosial Burung Enggang dalam Batik Masyarakat Dayak... | 37