Page 33 - Makna Sosial Burung Enggang
P. 33

2.3. Penciptaan Motif Batik di Indonesia

                Perkembangan seni membatik di populerkan oleh masyarakat
            yang mencintai kearifan lokal dan digambarkan dalam bentuk
            artistik, disebar luaskan sehingga menjadi keterampilan yang
            dimiliki sebagain besar wanita Indonesia. Baju batik awal
            mulanya cuma dipakai keluarga kerajaan atau bangsawan, setelah
            itu jadi baju rakyat yang digemari oleh perempuan ataupun laki-
            laki. Corak serta warna batik didorong oleh bermacam- macam
            aspek dari negara luar. Awal mulanya batik memiliki berbagai
            corak serta sedikit variasi warna, hendak namun batik pesisir
            meresap bermacam pengaruh luar semacam pedagang- pedagang
            dari luarIndonesia sampai para penjajah. Berminat pada batik,
            kalangan  Tionghoa pernah mempopulerkan warnawarna yang
            terang semacam merah dan corak burung phoenix. Bangsa Eropa
            menggunakan corak bunga tulip, kereta kuda ataupun gedung.
            Tetapi, batik klasik senantiasa mengutamakan corak yang
            menggambarkan ritual-ritual yang menggambarkan kearifan
            lokal sebuah daerah.

                Batik menjadi bagian dari masyarakat Indonesia sejak abad
            ke delapan, Batik diwarisi dari leluhur sebagai budaya lokal
            dan terus memiliki penerimaan sosial oleh masyarakatnya tidak
            hanya secara fungsional sebagai pakaian tetapi juga secara budaya
            lebih dalam untuk menunjukkan identitas yang berbeda. Motif
            merupakan desain yang dibuat dari berbagai bentuk, berbagai
            macam garis atau elemen-elemen, yang terkadang begitu kuat
            dipengaruhi oleh bentuk-bentuk situasi alam, benda, dengan
            gaya ciri khas tersendiri (Suhersono, 2004).
                Motif-motif batik pada zaman dahulu menampilkan bagian
            penggunanya. Oleh sebab itu motif-motif yang konvensional
            biasanya masih memiliki maksud simbolik yang mengisahkan
            cerita lampau. Pada batik konvensional juga motifnya terikat
            oleh sesuatu jalinan khusus serta dengan corak-corak khusus.



            20 |  Aquarini, Ishomuddin, Vina Salviana DS., M. Fatchurrahman
   28   29   30   31   32   33   34   35   36   37   38