Page 127 - Penanganan Pasca Panen
P. 127
120
a. Tindakan Pencegahan (Prevention)
Tujuan IPM dalam industri pangan sebaiknya bersifat pencegahan. Hal ini
dilakukan dengan pemasangan konstruksi yang bersifat barier terhadap serangga
dan tikus (untuk membuat hama tetap di luar gedung atau gudang), sanitasi
(pembersihan), dan modifikasi lingkungan (misalnya penghilangan sumber
makanan dan sumber air). Dalam banyak kasus, hama dapat dihilangkan atau
dikurangi hanya dengan tindakan pencegahan tersebut. Metode pencegahan yang
diterapkan juga akan membuat metode lainnya (yaitu pengendalian) akan lebih
efektif.
1. Barier atau Eksklusi : Menghilangkan jalan masuk hama ke dalam bangunan
merupakan salah satu praktek IPM yang paling dasar dan penting. Cara
pencegahan ini disebut metode eksklusi atau metode barier. Contoh-contoh
cara eksklusi/barier antara lain pemasangan kawat saringan pada lubang udara,
ventilasi dan saluran air untuk mencegah serangga dan tikus masuk; penutupan
retakan di dinding atau tempat lain. Dengan mencegah hama masuk ke dalam
bangunan, maka kebutuhan treatment kimia dalam pengendalian hama dapat
sangat dikurangi. Berapa besar lubang yang dibutuhkan serangga dan tikus
untuk masuk ke bangunan? sebagai gambaran seekor tikus dapat masuk
melalui lubang selebar ¼ inci di bawah pintu atau celah lainnya atau melalui
pipa terbuka atau pipa yang bocor. Serangga dapat masuk ke dalam bangunan
pabrik atau gudang melalui celah dimana cahaya dari luar dapat masuk atau
terlihat dari dalam. Misalnya jika dapat melihat cahaya luar melalui celah pintu
dan dilihat dari dalam, maka cukup bagi semut, jangkrik, laba-laba dan
serangga lain untuk memasuki gedung. Semua entri point tersebut harus
ditutup dan diinspeksi secara hati-hati.
2. Sanitasi : Dalam banyak kasus, pencegahan dengan sanitasi mempunyai
keuntungan rendahnya biaya operasi, dan pengaruh atau bahaya terhadap
kesehatan pekerja dan lingkungan sangat rendah. Tetapi karena bersifat
pencegahan, maka pengendalian dengan sanitasi harus direncanakan dengan
baik dan rutin. Metode ini juga harus memperhitungkan kesesuaiannya dengan
kegiatan lain dalam industri, misalnya proses produksi, pengemasan, bongkar
muat di gudang dan lain-lain. Sanitasi yang baik adalah termasuk dalam