Page 33 - Cyberbullying & Body Shaming
P. 33
Karyanti, M.Pd. & Aminudin, S.Pd.
perut, pusing, keadaan sulit tidur atau sangat sering tidur dan
kelelahan.
Sejalan dengan pendapat tersebut Williams (Smith &
Ananiadou 2003) menyebutkan bahwa victim sering mengalami
kecemasan dan depresi, harga diri rendah, keluhan fisik dan
psikosomatik. Penelitian Stephenson & smith (Roland & Vaaland,
2006) menunjukkan bahwa seperti bully, victim cenderung memiliki
konsentrasi yang rendah, prestasi sekolah yang jelek dan
kepercayaan diri yang rendah. Whitney (Roland & Vaaland, 2006)
menyimpulkan bahwa victim cenderung bersikap canggung,
kurangnya teman, atau sifat mudah tersinggung atau sangat suka
mengalah. Menurut Rigby (2007) victim biasanya secara psikologis
introvert, memiliki harga diri yang rendah dan kurang memiliki
keterampilan sosial, khususnya keterampilan asertif.
Olweus (Roland & Vaaland, 2006) Anak-anak yang di
bullying oleh rekan-rekan mereka cenderung dicirikan dalam
literatur baik sebagai " provocative victim" atau sebagai "bully-
victim" (juga disebut sebagai " victim provokatif "). Meskipun
perkiraan bervariasi agak, Victim-bully terdiri dari bagian yang lebih
kecil dari victim dari pada victim pasif. Shields & Cicchetti (Roland
& Vaaland, 2006) Anak laki-laki yang di bullying sering secara fisik
lebih lemah dari rekan-rekan mereka. Akhirnya, anak-anak yang
telah di bullying (pengabaian, fisik, atau pelecehan seksual) lebih
cenderung menjadi victim rekan-rekan mereka Olweus (Fleming et
al, 2002) Penting untuk dicatat bahwa beberapa karakteristik victim
pasif dapat dilihat baik sebagai kontribusi faktor serta konsekuensi
dari victim.
26