Page 163 - K.H. Ahmad Dahlan (1868-1923)
P. 163

Permasalahannya adalah penduduk di Belitung masih hidup tenang
              secara primitif,  termasuk dalam pandangan hidup dan sosial keagamaan
              mereka.  Walaupun terjadi perubahan, namun perubahan yang terjadi di
              masyarakat tidak secepat di Jawa. Pemerintah setempat tidak memberikan
              izin kepada gerakan Muhammadiyah yang akan melakukan perjalanan
              propaganda dalam memperkenalkan organisasi itu kepada masyarakau
              lokal Belitung. Kekhawatiran yang dialami oleh para pemangku kebijakan
              yang berkuasa saat itu adalah kekhawatiran bahwa propaganda itu akan
              mendorong Islamisasi orang-orang yang non-Islam  atau  bahkan akan
              melakuka  intensifikasiajara  Isla  ba  masyaraka    putera.
                 Permohonan izin perjalanan propaganda Muhammadiyah yang diterima
              oleh Asisten Residen Belitung akan dilakukan oleh para pemimpin bumi
              putera yang berasal dari Jawa.  Mengenai Muhammadiyah ini, pemerintah
              kolonial memberikan perhatian khusus kepada wakil Ketua Muhammadiyah
              Haji Fachrodin. Pada 1920-1921, ia juga menjabat sebagai komisaris dan
              anggota pengurus pusat Centraal Sarekat Islam.  Pada tahun-tahun itu,
              menurut catatan rahasia pemerintah, ia berjuang bersama HOS Tjokroaminoto
              dan H. Agus Salim untuk membela Kekhalifahan Turki.  Dalam anggaran
              dasar maupun anggaran rumah tanggal organisasi CSI tidak ada keterangan
              tentang kegiatan perjalanan propaganda.  Sementara itu Haji Fachrodin
              tidak mengetahui kondisi masyarakat Belitung baik di bidang sosial maupun
              agama. Asisten Residen menjelaskan bahwa meskipun penduduk bumi putera
              Belitung mayoritas memeluk agama Islam, mereka masih mempercayai
              dukun, tahayul, khususnya kepercayaan tentang roh orang yang sudah
              meninggal yang masih bergentayangan dan berkeliaran dan mempengaruhi
              mereka yang masih hidup.  Bagi mereka yang tidak memahami kondisi
              sosial budaya penduduk bumi putera di wilayah itu, permasalahan ini dapat
              memicu konflik di antara para penduduk sendiri. Para juru propaganda bisa
              memahami apa yang menjadi keberatan Asisten Residen itu.
                 Terhadap keputusan itu, Haji Farchrodin berdasarkan telegram yang


                 ontwikkeling van Indonesische Nationalische beweging, tweede deel 1927-1942,  koleksi
                 Nationaal Archief Nederland, Den Haag, Nederland.

                                                                   K.H. Ahmad Dahlan    [161]
   158   159   160   161   162   163   164   165   166   167   168