Page 158 - K.H. Ahmad Dahlan (1868-1923)
P. 158
untuk membahas nasib rakyat, maka akan dicegah oleh para guru tablig,
dengan mengatakan bahwa Muhammadiyah tidak akan mengizinkannya.
Melalui system tablig demikian, rakyat desa perlaan-lahan tidak
lagi berpikir tentang kemiskinan mereka dan semakin lama semakin
memisahkan diri dari pergerakan politik. Ayat-ayat Qur’an yang diajarkan
kepada rakyat dalam kursus-kursus agama ini tidak pernah sama sekali
berkaitan dengan politik.
D6. Merendahkan Ras Sendiri
Pada Kongres Muhammadiyah di Yogyakarta di bulan Sa’ban, orang
tidak sedikit terganggu oleh keluhan bahwa orang Eropa yang datang
mengambil tempat di bagian yang lebih tinggi dan menerima air limun,
sementara orang Indonesia harus duduk di tempat yang lebih rendah tanpa
mendapatkan apa-apa. Hal ini merupakan bukti perbedaan kehormatan
yang ditunjukkan kepada orang-orang dari ras lain. Kenyataan ini
menjadi alasan bagi R.R. Roedjito, seorang Indonesia terkenal dan
donatur Muhammadiyah, yang telah banyak membantu organisasi ini,
dan menjadi saksi dari tindakan yang dimaksudkan di atas, sengaja
meninggalkan rapat dan meminta untuk dicoret sebagai donatur.
Oleh beberapa orang dikatakan bahwa ketika para pejabat Eropa
datang di kongres, salah seorang anggota pengurus pusat Muhammadiyah
melakukan “sembah”, di tengah kongres yang padat pengunjungnya.
Menurut kantor urusan bumi putra, yang melakukan hal itu tidak lain
adalah ketua Muhammadiyah kepada residen.
D7. Jumlah cendekiawan Muhammadiyah
Belakangan ini banyak cendekiawan Yogyakarta yang meninggalkan
organisasi Muhammadiyah, karena selain mereka merasa direndahkan,
mereka juga melihat arah mana yang ditempuh oleh Muhammadiyah.
Djojosoegito, Mohd. Hoesni dan Tringgonoto, ketiganya adalah orang
yang telah banyak berjasa bagi Muhammadiyah dan tanpa mereka tidak
[156] K.H. Ahmad Dahlan