Page 123 - Catatan Peradaban Islam
P. 123

“Aku  adalah  kota  ilmu  pengetahuan  sedangkan  Ali  adalah
            pintu gerbangnya”. Karena itu nasihat dan fatwanya selalu
            didengar  para  khlaifah  sebelumnya.  Ia  selalu  ditempatkan
            pada jabatan Mufti dan Qodhi.

                 Ketika Rasulullah wafat Ali menunggui jenazahnya dan
            mengurusi  pema-kamannya,  yang  sementara  sahabat
            lainnya  sibuk  memikirkan  tentang  siapa  yang  mengganti
            kepemimpinan  yang  pada  saat  itu  memang  harus  segera
            mencari  figur yang  cocok  dalam memimpin  masalah  umat
            Islam.

                 Pada  masa  akhir  kekhalifahan  Umar  bin  Khattab  Ali
            adalah salah seorang yang termasuk dalam anggota Majlis
            Syura,  yaitu  suatu  forum  yang  membicarakan  soal
            penggantian khalifah. Forum ini terdiri dari beberapa orang
            yaitu; Ustman bin Affan, Talhah bin Ubaidillah, Saad bin Abi
            Waqas, Abdurrahman bin Auf, Zubair bin Awwam dan Ali bin
            Abi Thalib.
                 Pada  masa  pemerintahan  Utsman,  Ali  banyak  sekali
            memberikan  kritikan  untuknya  dalam  menjalankan
            kebijaksanaan  kepemerintahan  yang  ia  nilai  terlalu
            memperhatikan      kepentingan     keluarganya.     Ali
            menasihatkannya  agar  bersikap  tegas  terhadap  kaum
            kerabatnya  yang  melakukan  penyelewengan  dengan
            mengatas-namakan dirinya. Namun semua nasihat tersebut
            tak diindahkan oleh Utsman bin affan. Akibat ketidakpuasan
            dari berbagai pihak maka kondisi inilah yang menimbulkan
            permusuhan  yang  berkelanjutan  hingga  pada  akhirnya
            berujung pada pembunuhannya.
                 Kritik Ali pula terhadap dirinya antara lain menyangkut
            Ubaidillah bin Umar yang menurut Ali harus dilakukan Haad,
            sehubungan  dirinya  telah  membunuh  Hurmuzan.  Ustman

            116 | Asep Solikin dan M. Fatchurahman
   118   119   120   121   122   123   124   125   126   127   128