Page 188 - Catatan Peradaban Islam
P. 188
khalifah, ia dikenal gemar memekai wewangian dan pakaian
sutra. Namun, begitu menjadi khalifah, keadaan ini berbalik.
Setelah pemakaman Khalifah Sulaiman, ia menolak kuda-
kuda kendaraan untuk angkutan barang dan tunggan yang
bagus-bagus dan penuh dengan hiasan, yang ditawarkan
kepadanya oleh petugas kerajaan. Ia berkata, “Kudaku lebih
sesuai dengan bagiku”. Lantas kuda-kuda itu dijuAl-dan
hasilnya dimasukkan ke dalam kas negara (baitulmall).
Tanah perkebunannya dan perhiasan istrinya ia jual, dan
hasilnya juga dimasukkan ke baitulmal.
Umar juga tidak mau memakai harta negara untuk
keperluan pribadi. Pada suatu malam ia bekerja di kantornya
untuk urusan negara, tiba-tiba putranya datang untuk
urusan keluarga. Mereka berdua berbicara dalam kegelapan,
karena lampu ia padamkan. Ketika ditanya putranya, kenapa
lampu dipadamkan, ia menjawab bahwa putranya datang
untuk urusan keluarga, sedang minyak yang dipakai di
kantor itu dibeli dengan uang negara, yang berarti milik
rakyat juga.
H. Tokoh Umayah
Dalam perjalanan sejarah kebudayan Islam, kemajuan
ilmu pengetahuan tak pelak lagi ikut meramaikan dinamika
sejarah itu. Pada masa ini, kaum muslimin sudah mencapai
kemajuan dalam bidang poitik, ekonomi, sosial, dan ilmu
pengetahuan.
Kemajuan yang pesat itu sudah pasti pula melahirkan
tokoh-tokoh yang sangat berdedikasi terhadap kemajuan
ilmu tersebut. Adapun tokoh-tokoh terkemuka dapat
dilihat pada beberapa bidang berikut:
Catatan Peradaban Islam | 181