Page 187 - Catatan Peradaban Islam
P. 187

meningkatkan kemakmuran mereka. Ia mengurangi beban
            pajak  yang  dipungut  dari  kaum  Nasrani,  menghentikan
            Jizyah (pajak) dari umat Islam, membuat aturan mengenai
            timbangan dan takaran, membasmi cukai dan kerja paksa,
            memperbaiki  tanah  pertanian,  irigasi,  penggalian  sumur-
            sumur,   pembangunan     jalan,   menyediakan   tempat
            penginapan bagi musafir, dan menyantuni para fakir-miskin.
            Kebijaksanaan  ini  berhasil  meningkatkan  tarap  hidup
            rakyat,  sehingga  umat  Islam  di  bawah  kepimimpinannya
            dapat dikatakan makmur.

                 Kebijaksanaan  lainnya  adalah  menghapus  kebiasaan
            mencela nama Ali bin Abi Thalib dan keturunannya dalam
            khotbah  setiap  salat  jum’at,  suatu  kebiasaan  yang  sudah
            berjalan  sejak  Mu’awiyah  bin  Abi  Sufyan,  pendidri Dinasti
            Umayyah.  Meskipun  Mu’awiyah  mengakui  Ali  itu  orang
            terhormat,  tetapi  dorongan  nafsu  politiknya  memaksanya
            untuk  mencela  nama  musuhnya  itu.  Kebiasaan  yang  tidak
            baik itu diganti Umar dengan pembacaan firman Allah SWT
            yang berarti:

                  “Sesungguhnya  Allah  menyuruh  kamu  (kamu)  berlaku
            adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kamu kerabat,
            dan  Allah  melarang dari  perbuatan  keji,  kemungkaran  dan
            permusuhan. Dan memberi pengajaran kepadamu agar dapat
            kamu mengambil pelajaran (QS.16:90).
                 Ayat  ini  sekarang  selalu  dibaca  oleh  khatib  dalam
            khutbah  kedua,  setelah  do’a.  Dalam  melaksanakan
            kebijaksanaan-kebijaksanaan  tersebut,  banyak  muncul
            proyek,  tetapi  Umar  tidak  memanfaatkannya  untuk
            memperkaya diri, malahan ia mengimbanginya dengan pola
            hidup sederhana dan kepribadian terpuji. Sebagai keluarga
            ningrat ia sangat mungkin hidup mewah. Sebelum menjadi


            180 | Asep Solikin dan M. Fatchurahman
   182   183   184   185   186   187   188   189   190   191   192