Page 261 - Catatan Peradaban Islam
P. 261

dari tujuan sebenarnya dari sufi untuk menyucikan diri dan
            berada  dekat  dengan  Tuhan.  Tarekat  ada  yang  telah
            menyalahi  ajaran  dasar  sufi  dan  syari'at  Islam,  sehingga
            timbullah  pertentangan  antara  kaum  syari'at  dan  kaum
            tarekat.
                 Sementara  itu  ada  pula  tarekat  yang  menekankan
            pentingnya kehidupan rohani dan mengabaikan kehidupan
            duniawi, dan disamping itu menekankan ajaran tawakal sufi,
            sehingga  mengabaikan  usaha.  Dengan  kata  lain,  yang
            dikembangkan  tarekat  adalah  orientasi  akhirat  dan  sikap
            tawakal.
                 Perlu ditegaskan bahwa sampai permulaan abad ke-20,
            tarekat  mempunyai  pengaruh  besar  dalam  masyarakat
            Islam.  Karena  pengaruh  besar  itu,  orang-orang  yang  ingin
            mendapat  dukungan  dari  masyarakat  menjadi  anggota
            tarekat. Di  Turki  Usmani,  tentara  menjadi  anggota  tarekat
            Bekhtasyi  dan  dalam  perlawanan  mereka  terhadap
            pembaharuan  yang  diadakan  sultan-sultan,  mereka
            mendapat sokongan dari tarekat Bekhtasyi dan para ulama
            Turki.
                 Karena pengaruh besar dalam masyarakat itu orientasi
            akhirat  dan  sikap  tawakal  berkembang  di  kalangan  umat
            Islam  yang  bekas-bekasnya  masih  ada  pada  kita  sampai
            sekarang. Untuk itu tidak mengherankan kalau pemimpin-
            pemimpin  pembaharuan  dalam  Islam  seperti  Jamaluddin
            Afghani,  Muhammad  Abduh,  Rasyid  Ridha  dan  terutama
            Kamal Ataturk memandang tarekat sebagai salah satu faktor
            yang membawa kepada kemunduran umat Islam.
                 Dalam  pada  itu  dunia  dewasa  ini  dilanda  oleh
            materialisme  yang  menimbulkan  berbagai  masalah  sosial
            yang  pelik.  Banyak  orang  mengatakan  bahwa  dalam

            254 | Asep Solikin dan M. Fatchurahman
   256   257   258   259   260   261   262   263   264   265   266