Page 256 - Catatan Peradaban Islam
P. 256
Membukakan rahasia cahaya ketuhanan-Nya yang
gemilang
Kemudian kelihatan bagi makhluk-Nya dengan nyata
Dalam bentuk manusia yang makan dan minum
Dengan membersihkan diri malalui ibadat yang banyak
dilakukan, nasut manusia lenyap dan muncullah lahut-nya
dan ketika itulah nasut Tuhan turun bersemayam dalam diri
sufi dan terjadilah hulul. Hal itu digambarkan al-Hallaj dalam
syair berikut ini:
Jiwa-Mu disatukan dengan jiwaku
Sebagaimana anggur disatukan dengan air suci
Jika Engkau disentuh, aku disentuhnya pula
Maka, ketika itu -dalam tiap hal- Engkau adalah aku.
Hulul juga digambarkan dalam syair berikut:
Aku adalah Dia yang kucintai
Dan Dia yang kucintai adalah aku,
Kami adalah dua jiwa yang menempati satu tubuh,
Jika Engkau lihat aku, engkau lihat Dia,
Dan jika engkau lihat Dia, engkau lihat Kami.
Ketika mengalami hulul yang digambarkan diatas itulah
lidah al-Hallaj mengucapkan, "Ana 'l-Haqq" (Akulah Yang
Maha Benar). Tetapi sebagaimana halnya dengan Abu Yazid,
ucapan itu tidak mengandung arti pengakuan al-Hallaj
dirinya menjadi Tuhan. Kata-kata itu adalah kata-kata Tuhan
yang Ia ucapkan melalui lidah al-Hallaj. Sufi yang bernasib
malang ini mengatakan,
Catatan Peradaban Islam | 249