Page 253 - Catatan Peradaban Islam
P. 253
Tuhan menjawab, "Tinggalkan dirimu dan datanglah."
Akhirnya Abu Yazid dengan meninggalkan dirinya
mengalami fana, baqa' dan ittihad.
Masalah ittihad, Abu Yazid menggambarkan dengan
kata-kata berikut ini, "Pada suatu ketika aku dinaikkan
kehadirat Tuhan dan Ia berkata, Abu Yazid, makhluk-Ku
ingin melihat engkau. Aku menjawab, kekasih-Ku, aku tak
ingin melihat mereka. Tetapi jika itu kehendak-Mu, aku tak
berdaya menentang-Mu. Hiasilah aku dengan keesaan-Mu,
sehingga jika makhluk-Mu melihat aku, mereka akan
berkata, telah kami lihat Engkau. Tetapi yang mereka lihat
sebenarnya adalah Engkau, karena ketika itu aku tak ada di
sana."
Dialog antara Abu Yazid dengan Tuhan ini
menggambarkan bahwa ia dekat sekali dengan Tuhan.
Godaan Tuhan untuk mengalihkan perhatian Abu Yazid ke
makhluk-Nya ditolak Abu Yazid. Ia tetap meminta bersatu
dengan Tuhan. Ini kelihatan dari kata-katanya, "Hiasilah aku
dengan keesaan-Mu." Permintaan Abu Yazid dikabulkan
Tuhan dan terjadilah persatuan, sebagaimana terungkap
dari kata-kata berikut ini, "Abu Yazid, semuanya kecuali
engkau adalah makhluk-Ku." Akupun berkata, aku adalah
Engkau, Engkau adalah aku dan aku adalah Engkau."
Dalam literatur tasawuf disebut bahwa dalam ittihad,
yang satu memanggil yang lain dengan kata-kata: Ya ana (Hai
aku). Hal ini juga dialami Abu Yazid, seperti kelihatan dalam
ungkapan selanjutnya, "Dialog pun terputus, kata menjadi
satu, bahkan seluruhnya menjadi satu. Maka Ia pun berkata
kepadaku, "Hai Engkau, aku menjawab melalui diri-Nya "Hai
Aku." Ia berkata kepadaku, "Engkaulah Yang Satu." Aku
246 | Asep Solikin dan M. Fatchurahman