Page 248 - Catatan Peradaban Islam
P. 248
Membuat aku lupa yang lain dan senantiasa menyebut
nama-Mu,
Cinta kepada diri-Mu,
Membuat aku melihat Engkau karena Engkau bukakan
hijab,
Tiada puji bagiku untuk ini dan itu,
Bagi-Mu-lah puji dan untuk itu semua.
Rabi'ah al-'Adawiah, telah sampai ke stasion sesudah
mahabbah, yaitu ma'rifah. Ia telah melihat Tuhan dengan
hati nuraninya. Ia telah sampai ke stasion yang menjadi
idaman kaum sufi. Dengan kata lain, Rabi'ah al-'Adawiah
telah benar-benar menjadi sufi.
Pengalaman ma'rifah, ditonjolkan oleh Zunnun al-Misri
(w.860 M). Ma'rifah adalah anugerah Tuhan kepada sufi yang
dengan ikhlas dan sungguh-sungguh mencintai Tuhan.
Karena cinta ikhlas dan suci itulah Tuhan mengungkapkan
tabir dari pandangan sufi dan dengan terbukanya tabir itu
sufi pun dapat menerima cahaya yang dipancarkan Tuhan
dan sufi pun melihat keindahan-Nya yang abadi. Ketika
Zunnun ditanya bagaimana ia memperoleh ma'rifah, ia
menjawab, "Aku melihat dan mengetahui Tuhan dengan
Tuhan dan sekiranya tidak karena Tuhan aku tidak melihat
dan tidak tahu Tuhan."
Yang dimaksud Zunnun ialah bahwa ia memperoleh
ma'rifah karena kemurahan hati Tuhan. Sekiranya Tuhan
tidak membukakan tabir dari mata hatinya, ia tidak akan
dapat melihat Tuhan. Sebagaimana disebut dalam literatur
tasawuf, sufi berusaha keras mendekatkan diri dari bawah
dan Tuhan menurunkan rahmat-Nya dari atas. Juga
Catatan Peradaban Islam | 241