Page 246 - Catatan Peradaban Islam
P. 246

sebagai gantinya rasa cinta kepada Tuhan. Pada stasion ridla,
               rasa cinta kepada Tuhan bergelora dalam hatinya. Maka ia
               pun  sampai  ke  stasion  mahabbah,  cinta  Ilahi.  Sufi
               memberikan  arti  mahabbah  sebagai  berikut,  pertama,
               memeluk  kepatuhan  kepada  Tuhan  dan  membenci  sikap
               melawan  kepada-Nya.  Kedua,  Menyerahkan  seluruh  diri
               kepada  Yang  Dikasihi.  Ketiga,  Mengosongkan  hati  dari
               segala-galanya, kecuali dari Diri Yang Dikasihi.
                   Mencintai Tuhan tidaklah dilarang dalam Islam, bahkan
               dalam  al-Qur'an  terdapat  ayat-ayat  yang  menggambarkan
               cinta Tuhan kepada hamba dan cinta hamba kepada Tuhan.
               Ayat  54  dari  surat  al-Maidah,  "Allah  akan  mendatangkan
               suatu  umat  yang  dicintai-Nya  dan  orang  yang  mencintai-
               Nya." Selanjutnya ayat 30 dari surat 'Ali Imran menyebutkan,
               "Katakanlah, jika kamu cinta kepada Tuhan, maka turutlah
               Aku,  dan  Allah  akan  mencintai  kamu."  Hadits  juga
               menggambarkan cinta itu, seperti yang berikut, "Senantiasa
               hamba-Ku  mendekatkan  diri  kepada-Ku  melalui  ibadat
               sehingga  Aku  cinta  kepadanya.  Orang  yang  Ku-cintai,  Aku
               menjadi pendengaran, penglihatan dan tangannya."
                   Sufi  yang  masyhur  dalam  sejarah  tasawuf  dengan
               pengalaman cinta adalah seorang wanita bernama Rabi'ah
               al-'Adawiah  (713-801  M)  di  Basrah.  Cintanya  yang  dalam
               kepada  Tuhan  memalingkannya  dari segala  yang  lain  dari
               Tuhan.  Dalam  doanya,  ia  tidak  meminta  dijauhkan  dari
               neraka dan pula tidak meminta dimasukkan ke surga. Yang
               ia  pinta  adalah  dekat kepada  Tuhan.  Ia  mengatakan,  "Aku
               mengabdi kepada Tuhan bukan karena takut kepada neraka,
               bukan pula karena ingin masuk surga, tetapi aku mengabdi
               karena cintaku kepada-Nya." Ia bermunajat, "Tuhanku, jika
               kupuja  Engkau  karena  takut  kepada  neraka,  bakarlah



                                                 Catatan Peradaban Islam | 239
   241   242   243   244   245   246   247   248   249   250   251