Page 266 - Catatan Peradaban Islam
P. 266
Tuhan adalah “intelegensia pertama” yang sama dengan akal
aktif dan kekal. Emanasi lebih sempurna bila dibandingkan
dengan yang lebih rendah dari padanya dan tidak sempurna
bila dibandingkan dengan Tuhan. Ia menegaskan bahwa
eksistensi Tuhan dan keesaan-Nya secara universal
dijunjung tinggi oleh para filosif kuno, yang pendiriannya
atas masalah ini sepenuhnya berkiblat pada para Nabi. Ia
mengatakan bahwa Tuhan adalah Pencipta dan Penggerak
yang tidak bergerak ini dan sama sekali berbeda dengan
entitas apapun yang lainnya.
Munculnya segala sesutau dari Tuhan adalah sebagai
proses dari emanasi. Artinya sesuatu itu terlahir akibat
pancaran yang datang dari jiwa pertama dan terus
menghasilkan jiwa-jiwa yang lainnya. Dan ia menambahkan
bahwa Tuhan menciptakan segala sesuatu dari tiada.
Konsep Moral Miskawaih
Konsep moral Ibnu Miskawaih sangat berhubungan erat
dengan ruh. Ia mempersamakan ruh dengan kebijakan-
kebijakan yang mempunyai tiga macam pembawaan:
rasionalitas, keberanian dan hasrat. Di samping itu ruh juga
mempu-nyai tiga kebajikan yang saling berhubungan yaitu:
kebijakan, keberanian, dan keseder-hanaan. Mengenai fitrah
manusia Ibnu Miskawaih berpendapat; adanya manusia
bergantung kepada kehendak Tuhan, tetapi baik buruknya
diserahkan kepada manusianya sendiri. Manusia
mempunyai tiga macam pembawaan, akal yang (tertinggi),
nafsu (yang terendah), dan keberanian yang ada di antara
keduanya.
Dalam masalah etika, Ibnu Miskawaih berpendapat
bahwa kebaikan terletak pada apa yang menjadi tujuan, dan
apa yang berguna pada untuk apa mencapai tujuan tersebut
Catatan Peradaban Islam | 259