Page 44 - Burnout Konselor
P. 44
Burnett (Ibikunle et al., 2012) yang menyatakan bahwa
―karyawan yang bekerja dalam lingkungan yang tidak stabil
akan menghadapi tingkat stres yang lebih tinggi dan, karenanya,
sindrom burnout.‖ Kelelahan emosional sangat tinggi
ditunjukkan oleh konselor yang menjadi korban mungkin
sebagai akibat kerja sama dan hubungan yang buruk dengan
atasan dan ini bisa menjadi sumber stres, prediktor yang utama
burnout.
Watkins (Kounenou et al., 2018) burnout konselor
sebagai keadaan di mana konselor mengalami kesulitan
memenuhi fungsi yang dia miliki pada tingkat yang dapat
digambarkan sebagai memadai. Rasa bersalah yang timbul dari
ketidakmampuan untuk melakukan fungsi konseling dengan
baik sering bisa menjadi gejala burnout. Misalnya, konselor
mungkin mengalami konflik emosi ketika dia ingin membantu
konseli (dalam kapasitas profesionalnya) namun pada saat yang
sama, dia ingin menghindarinya. Konselor mungkin juga
mengalami perasaan hampa baik dalam ranah pribadi maupun
profesional.
Konselor muda lebih rentan terhadap burnout, dan telah
mengajukan beberapa kemungkinan mengalami burnout. Salah
satunya adalah konselor muda membawa cita-cita yang tinggi
dan tujuan yang tidak realistis yang dapat dihasilkan dalam
kekecewaan ketika tidak terpenuhi. Alasan lain adalah bahwa
konselor muda mungkin tidak memiliki keterampilan yang
diperlukan untuk mengatasi tekanan pekerjaan sehari-hari.
Alasan lain yang mungkin adalah karena konselor muda
mungkin hanya kekurangan sumber informasi dan dukungan
sistem yang dapat membantu memastikan koping yang
memadai.
Meskipun burnout konselor dianggap pengalaman agak
menyakitkan, banyak profesional gagal mengenali apa yang
Burnout Konselor - 37