Page 39 - Burnout Konselor
P. 39
Jaffe (Gigantesco & Giuliani, 2011) Burnout terdiri dari
beberapa tahap, pertama proses kekecewaan, yang dimulai
dengan antusiasme, dan diikuti dengan stagnasi; frustasi dan
akhirnya apatis. Burnout terjadi ketika seorang konselor
menempatkan upaya yang tidak dalam kemampuannya dalam
situasi kerja dikombinasikan dengan keyakinan akan keraguan
diri tentang sumber daya pribadi, yang akan mempengaruhi
kualitas layanan bimbingan dan konseling.
Pengaruh Burnout Pada Konselor
Burnout adalah sebuah konsep yang lahir pada
pertengahan tahun 1970-an di Amerika Serikat dan dengan
kecepatan yang mencengangkan telah menjadi kata kunci untuk
menyampaikan berbagai masalah sosial dan pribadi yang hampir
tak terbatas yang menimpa konselor. Burnout menggambarkan
disfungsi spesifik di antara para profesional yang membantu,
yang diyakini sebagai hasil dari tuntutan beban kerja yang
berlebihan berdasarkan energi, kekuatan, dan sumber daya
konselor. Meskipun definisi yang disepakati dengan jelas tidak
ada, burnout ditandai dengan ketidakmampuan untuk cukup
peduli dan terlibat dengan penerima layanan. Seorang konselor
yang kelelahan cenderung menarik diri secara emosional dari
tuntutan pekerjaan. Kelelahan tercermin dalam kelelahan
emosional dan apatis, kelelahan fisik, kekurangan energi,
penyakit psikosomatis, peningkatan alkohol dan konsumsi obat-
obatan, sinisme, kemarahan yang tidak pantas, depresi dan
kurangnya pencapaian pribadi. Konselor menunjukkan gejala
kelelahan, yang secara langsung atau tidak langsung
mempengaruhi layanan mereka.
Efek dari burnout sangat banyak dan meluas. Penting
untuk mengenali fakta burnout. Banyak konselor
menggambarkan diri mereka mengalami burnout, namun tidak
32 - Burnout Konselor

