Page 36 - Burnout Konselor
P. 36
burnout akan merasakan kurangnya semangat, menurunnya rasa
semangat, dan tingginya tingkat frustasi, rasa keterpisahan dan
akan menarik diri dari bekerja.
Close & Whitaker (Mclean & Clouse, 1991) "Burnout
adalah sebuah proses yang dimulai dengan semangat dan
dedikasi yang tinggi, maka ada pembalikan drastis dalam sikap
dan perilaku. Tiga tahap respon yang berhubungan dengan
frustasi yang belum terselesaikan. Pada awalnya, para konselor
profesional yang sangat berdedikasi masuk pada pekerjaan
mereka dipenuhi dengan harapan, antusiasme, dan keinginan
yang kuat untuk membantu orang lain. Antusiasme mulai
menurun ketika harapan yang tinggi oleh konselor tidak dapat
dipenuhi." Kemerosotan semangat adalah masalah serius." Stres
dan hilangnya antusiasme dalam lingkungan kerja dapat
menimbulkan perasaan ketidakmampuan yang pada gilirannya,
mendorong frustasi dan kecemasan. "Frustasi adalah tanda
pertama dari burnout.
Konselor yang tidak dapat mengatasi sumber-sumber
frustasi, mungkin mengalami kecemasan dan detasemen.
Keterasingan mungkin datang dari frustasi yang terkait dengan
hambatan organisasi, kekecewaan profesional, masalah pribadi
yang mengganggu layanan, dan perasaan ketidakberdayaan.
Close & Whitaker (Mclean & Clouse, 1991) burnout dapat
terjadi karena kelebihan emosi, keraguan dalam melayani
konseli secara efektif, untuk mengurangi rasa sakit dari
kegagalan, dan perasaan tidak kompeten dan kurangnya
dukungan sistem. Akhirnya, dengan perasaan terisolasi, fisik
dan penarikan psikologis dapat terjadi.
Pines, Aronson dan Kafry (Mclean & Clouse, 1991)
memperkenalkan konsep kebosanan untuk model burnout.
Padahal kebosanan dan kejenuhan adalah kondisi fisik,
emosional, dan kelelahan mental, mereka berbeda dalam asal-
Burnout Konselor - 29