Page 46 - Burnout Konselor
P. 46
Kesimpulan
Burnout konselor terdiri dari beberapa tahap. Tahap yang
pertama adalah kehilangan antusiasme, tahap kedua merasa
frustasi, dan tahap yang ketiga keterasingan, dimana konselor
menarik diri dari lingkungannya. Burnout konselor memiliki
dampak tambahan pada masyarakat sekolah, di mana keadaan
kesehatan mental konselor dapat secara langsung mempengaruhi
proses pendidikan, terutama layanan bimbingan dan konseling.
Bagaimana konselor dapat melaksanakan tugas profesional
dalam pemberian layanan yang diinstruksikan memiliki
relevansi lebih dari sekedar memfasilitasi konseli mencapai
perkembangan yang optimal sesuai dengan tugas
perkembangannya. Burnout bukan masalah sepele tapi
barometer penting disfungsi sosial utama di tempat kerja. Stress
tidak sama dengan burnout; namun, seseorang dapat mengalami
burnout jika tidak melakukannya secara efektif menangani
situasi kehidupan yang menciptakan stres tinggi.
Konselor yang berada di jalan menuju burnout mulai
menunjukkan perilaku yang mencakup sinisme, ketidak
fleksibelan dalam diri mereka sendiri dan dengan orang lain, dan
menjauhkan diri dari konseli yang pada intinya mempengaruhi
hubungan konselor/konseli. Semua perilaku yang ditunjukkan
ini kemungkinan akan meningkatkan kemungkinan konseling
profesional yang memiliki tingkat ketidakhadiran yang lebih
tinggi atau lebih rendah, yang pada akhirnya mengarah pada
keputusan untuk meninggalkan profesi konseling. Bidang
kesehatan mental harus memperhatikan dan bekerja dengan rajin
dengan konselor profesional dan mendorong kesehatan dan
kesejahteraan mereka. Profesi konseling perlu terus terlibat
dalam penelitian tentang kelelahan di antara konselor dan
membangun lebih banyak basis pengetahuan yang kuat dalam
hal prevalensi, penyebab, dan efek burnout di bidang konseling.
Burnout Konselor - 39