Page 52 - Burnout Konselor
P. 52
berbagai komponen pekerjaan, penyakit fisik dan emosional,
sikap yang tidak tepat terhadap diri sendiri dan konseli.
Konselor yang mengalami burnout secara tidak sadar merugikan
diri sendiri, rekan kerja, konseli, dan/atau organisasi. Konselor
yang mengalami burnout lebih mungkin untuk tidak masuk
kerja, untuk menunjukkan penurunan produktivitas, dan berhenti
dari pekerjaan sebagai konselor.
Burnout lebih lanjut dikaitkan dengan masalah kesehatan
mental dan fisik, termasuk: tanggung jawab emosional,
kekakuan kognitif, sinisme interpersonal, meningkat emosi
kemarahan, depresi, kecemasan, kelelahan dan insomnia,
penurunan harga diri, dan interaksi sosial dan keluarga yang
memburuk.
Faktor Penyebab Burnout
Konselor sekolah sering memiliki tanggung jawab lain di
sekolah yang bervariasi tergantung pada administrator sekolah
dan tingkat kelas (mis., SD, SMP, atau SMA). Konselor dapat
menghabiskan sebagian hari mereka untuk melakukan tugas-
tugas yang tidak berhubungan dengan konseling termasuk
pekerjaan klerikal, tindakan disipliner, tugas administratif,
bimbingan belajar, penggantian guru, memantau kantin dan
lorong, dan memastikan siswa masuk dan keluar dari bus
dengan aman. Konselor sekolah harus menghabiskan sebagian
besar waktunya menyampaikan kurikulum inti konseling
sekolah, memberikan layanan responsif, terlibat dalam
perencanaan siswa individu, dan berpartisipasi dalam kegiatan
dukungan sistem dan pemrograman. Mencoba untuk memenuhi
tanggung jawab yang dianggap penting untuk mengelola
program konseling sekolah yang komprehensif ditambah dengan
tanggung jawab tambahan yang ditetapkan oleh beberapa sistem
Burnout Konselor - 45

