Page 55 - Burnout Konselor
P. 55
(Judge et al., 2000). Karena mereka kemampuan untuk dengan
mudah beradaptasi, mereka yang secara emosional stabil dan
ekstra mungkin memilih sendiri untuk diperkaya lingkungan
kerja.
Konselor yang neurotik atau introvert mungkin merasa
tertekan oleh tantangan pekerjaan dan karenanya mengejar
pekerjaan rutin. Kemungkinan ketiga adalah bahwa kinerja
tertentu lebih mampu daripada yang lain untuk mengatasi
tuntutan pekerjaan mereka. Misalnya, extraverts mungkin lebih
mampu mengatasi situasi yang menantang secara emosional,
karena mereka mencari rangsangan sosial dan peluang untuk
terlibat dengan orang lain. Kepribadian memang prediktor
utama yang mengakibatkan burnout (Alarcon et al., 2009).
Kurangnya umpan balik positif, defisiensi kontrol, peran
yang tidak jelas, stres, kurangnya dukungan sosial, harapan yang
tidak nyata terkait dengan pekerjaan, beban kerja yang
berlebihan, konflik interpersonal dan ketidaksepakatan, secara
khusus terdaftar sebagai faktor risiko yang meningkatkan
kelelahan profesional (Küçüksüleymanoğlu & Eğilmez, 2013).
ASCA, merekomendasikan beban kasus konselor sekolah
profesional tidak lebih dari 250 siswa per konselor, agar
pelayanan yang optimal dapat ditawarkan kepada siswa yang
mereka layani. Paisley dan McMahon (Holman et al., 2018) juga
menyarankan bahwa kelebihan pekerjaan, pendahulu stres kerja
berhubungan positif dengan beban kasus konselor-siswa yang
tinggi.
Milburn (Seçer et al., 2013) menyatakan bahwa alasan
terpenting konselor mengalami burnout adalah karena konselor
memiliki banyak konseli dan wawancara dengan mereka selama
berjam-jam dan berhari-hari menyebabkan konselor untuk
memiliki sebagian besar masalah pribadi dan emosional. Alasan
pribadi atau organisasi berperan penting dalam munculnya
48 - Burnout Konselor