Page 13 - Revitalisasi Fasilitas Bimbingan dan Konseling di Sekolah
P. 13
proses belajar dan mengajar yang sangat menentukan akan peningkatan
keilmuan siswa itu sendiri.
Kurang profesionalnya guru pembimbing di sekolah disebabkan oleh dua
hal yaitu guru pembimbing memang belum menunjukkan
keprofesionalannya sebagai konselor professional dan ada juga karena guru
pembimbing bukan berlatar belakang bimbingan dan konseling atau guru
bidang studi yang ditugaskan sebagai guru pembimbing, sehingga tidak
memahami tugas dan tanggung jawabnya sebagai guru pembimbing.
Dari berbagai permasalahan tersebut di atas, tidak hanya dari kualitas
tenaga bimbingan dan konseling, namun dari segi sarana dan prasarana
bimbingan dan konseling yang disiapkan oleh sekolah. Ruangan BK acap
kali hanyalah ruangan-ruangan parasit yang menumpang pada ruang guru
atau ruang tata usaha. Bahkan juga kadang gudang-gudang yang tidak
terpakailah yang kemudian disulap menjadi ruangan BK tanpa
memperhatikan lagi standar ruang BK yang seharusnya. (Riyadi, Tanpa
Tahun).
Padahal dengan lengkapnya berbagai sarana dan prasaran yang memadai
sesuai dengan standar yang berlaku, dimaksudkan untuk memberikan
kenyamanan dan keamanan siswa atu klien itu sendiri. Penelitian yang
dilakukan di SMP Dorowati menghasilkan bahwa 74% peserta didik di SMP
Dorowati Surabaya tidak ingin melakukan konseling dikarenakan ruang
bimbingan dan konseling mereka tidak memiliki ruangan khusus sehingga
tidak terjamin kerahasiaannya (Sulis, 2013).
Sesuai dengan tujuan pelayanan bimbingan dan konseling yang diberikan
kepada siswa (klien) yang secara khusus diarahkan untuk membantu siswa
agar berkembang menjadi pribadi yang mandiri, bertanggung jawab, kreatif,
produktif dan berperilaku jujur, sehingga siswa benar benar dapat
berkembang lebih optimal. Pelayanan tersebut diantaranya: layanan
6

