Page 77 - Sastra Lisan dan Nilai Budaya Dayak Ngaju
P. 77
Lastaria, M.Pd.
buat mereka juga. Tapi, kejadian- nya itu berulang-
ulang setiap hari. Setelah mereka berunding, akhir-
nya mereka sepakat mengintipnya. Waktu mereka
pulang ke punduk melawati sungai dekat punduk
mereka. Tiba-tiba mereka melihat ada tujuh
perempuan yang cantik-cantik sedang memancing.
Gadis bertujuh tersebut semua cantik-cantik seperti
bidadari, ternyata gadis-gadis tersebut jelmaan
siluman buaya, merubah wujudnya menjadi gadis
Pampahilep/gadis penunggu hutan yang rambutnya
berwarna merah, merubah wujud seperti manusia.
2. Gotong-royong
Gotong-royong adalah bekerja bersama-sama. Dengan kata lain,
segala karya dikerjakan secara bersama-sama. Nilai budaya
gotong royong yang terdapat dalam Legenda Kapuas ada dua
yaitu, “Lauk En,” dan “Asal Usul Tapean Lisung.” Untuk lebih
jelasnya akan diuraikan sebagai berikut.
a. Dalam cerita “Lauk En” dikisahkan karena rumah betang tidak
cukup lagi menampung penduduk yang banyak untuk itu
masyarakat bermufakat untuk mendirikan betang baru lagi,
dan bersama-sama mendirikannya, seperti kutipan di bawah
ini.
Pas andau je jadi inentu, uluh are kajeng-kisu
balua bara huma betang mimbit pakakas ayu-ayu,
bagawi sama-sama mangali petak luka
mampendeng tihang betang je handak pendenge.
Artinya:
Pada hari yang sudah ditentukan, orang banyak
bergegas-gegas keluar dari betang-nya membawa
perkakas masing-masing, bergotong royong
68