Page 81 - Sastra Lisan dan Nilai Budaya Dayak Ngaju
P. 81

Lastaria, M.Pd.


                                      tau ta’angkat. Banda jite balemu dan malisen diya
                                      batisik. Putunga sama kilau lauk, tapi  beken lauk.
                                      Nyewut metu, diya kea, awi metu jite diya bapai.

                                      Artinya:
                                      Lalu  orang  banyak  berdiri  mendatangi  dan
                                      menolong  mereka  mengangkat  benda  itu  ke  atas
                                      tanah.  Benda  itu  bukan  main  besarnya.  Beberapa
                                      orang mengangkatnya, baru bisa terangkat. Benda
                                      itu  lemah  dan  lembut  serta  tidak  bersisik.
                                      Rupakanya  seperti  ikan,  tetapi  bukan  ikan.
                                      Dikatakan binatang, tidak juga, sebab makhluk itu
                                      tak berkaki.

                             2.  Kerukunan
                             Rukun  berarti  damai,  tidak  ada  pertentangan  dan  selalu  berada
                             dalam keadaan selaras dan seimbang. Untuk menjaga kerukunan,
                             manusia  dalam  cerita  rakyat  Kalimantan  Tengah,  dalam  segala
                             aktivitasnya  saling  menghormati  dan  menegangkan  rasa.
                             Demikian pula dalam keluarga, kerukunan antara suami dengan
                             istri  perlu  dijaga  karena  keluarga  merupakan  masyarakat  kecil
                             yang  akan  berpengaruh  pada  kehidupan.  Nilai  kerukunan  ini
                             terdapat  dalam  legenda  “Asal  Usul  Tapean  Lisung”  dan
                             “Hajambua”.
                             a.  Dalam  cerita  “Asal  Usul  Tapean  Lisung”  dikisahkan  bahwa
                                masyarakat yang tinggal dalam rumah betang itu hidup rukun
                                walaupun mereka tinggal dalam satu rumah dengan berpuluh
                                pasang keluarga, seperti kutipan di bawah ini.

                                      Pas jaman huran melai lewu Tapean Lisung, jatun
                                      ati  je  ara  kare  huma  kilau  ayah  tuh  baya  tege
                                      huma betange leka uluh melai. Melai huma betang




                           72
   76   77   78   79   80   81   82   83   84   85   86