Page 117 - CERITAKU; Cerita Rakyat Kalimantan Tengah
P. 117

Nyai  Balau  Tidak  sedikitpun  terpancing  dengan  kata-kata
               Antang,  apalagi  takut.  “Saya  tidak  ada  urusan  dengan  kalian,
               minggirlah saya akan mencari putraku”.
                   “Tidak semudah itu bisa pergi dari sini, kau masuk perangkapku,
                   Nyai !”
                   “Apa  maksudmu?  Apakah  kau  yang  menculik  putraku?  Kau
                   sembunyikan di mana putraku!”
                   “Bukan  aku,  tetapi  orang  suruhanku,  ha  ha,”  jawab  Antang
                   meyebalkan.

                   Mereka  adu  mulut,  kesabaran  Nyai  Balau  hilang.  Nyai  Balau

               menerobos  hadangan  Antang  dan  pengawalnya,  diikuti  Danum  di
               sisinya.  Akhirnya  mereka  adu  serang,  tiga  pengawal  Antang
               terpelanting  terkena  sabetan  selendang  Nyai  Balau,  dua  pengawal
               lagi saling serang dengan Danum dan temannya. Begitu juga Antang
               adu serang dengan Nyai Balau.
                   Nyai  Balau  terjatuh  terkena  tarikan  tangan  Antang.  Antang
               menyerang  Nyai  Balau  dengan  harapan  mengalahkan  dan
               membawa paksa Nyai Balau pergi.
                   “Berdamailah  Antang  dan  tunjukan  di  mana  putraku
                   disembunyikan. Aku akan memaafkanmu”.

                   Antang  tidak  menghiraukan  perkataan  Nyai  Balau,  justru
               semakin beringas menarik menyeret paksa tangan Nyai Balau hingga
               Nyai  Balau  tersungkur,  dan  terlepas  dari  cengkeraman  tangan
               Antang. Posisi seperti itu dimanfaatkan benar-benar oleh Nyai Balau.
               Dengan gesit Nyai Balau berbalik ke arah Antang dan menyibakan

               selendang  ke  muka  Antang.  Antang  pun  tersungkur  dengan  mata
               terasa  kabur.  Sambil  terpejam,  ia  terhuyung  menabrak  pohon.
               Akhirnya, Antang pun terjatuh sambil terus memegangi wajahnya.



               106 | CERITAKU; Cerita Rakyat Kalimantan Tengah
   112   113   114   115   116   117   118   119   120   121   122