Page 112 - CERITAKU; Cerita Rakyat Kalimantan Tengah
P. 112

wanita,  baik  sekampung,  tetangga  bahkan  keluar  wilayah  yang
            bergabung  mengikuti  belajar  menganyam,  bersyair  berpantun
            seperti  halnya  karungut,  bahkan  ilmu  meramu  obat  herbal,
            adakalanya ilmu bela diri.
                 Hari  yang  dinanti  tiba,  lahirnya  putra  pertama  Tumenggung
            Kenyapi  dan  Nyai  Balau.  Seorang  bayi  laki-laki  mungil  yang  diberi
            nama Hanyi, yang artinya anak laki-laki anugerah dari Tuhan Yang
            Maha  Esa.  Hanyi  kecil  tumbuh  sehat,  pintar,  pemberani  dan  baik
            hati.  Sifatnya  mewarisi  kedua  orang  tuanya.  Tumenggung  Kenyapi
            berharap anaknya kelak menjadi orang yang berguna bagi keluarga
            dan negerinya.

                 Suatu  ketika  Nyai  Balau  mengajak  putranya  menikmati
            keindahan  bukit  Ngalangkang  di  daerah  perbukitan  Tewah.  Hanyi
            dengan  riang  berlarian.  Mereka  menikmati  udara  yang  sejuk,
            pepohonan  yang  hijau.  Nyai  Balau  mengenalkan  jenis  pepohan
            kepada  putranya.  Daun,  batang  ,  bunga  yang  dapat  digunakan
            sebagai  obat-obatan  juga  dikenalkannya.  Sesekali  Nyai  Balau  juga
            mengajari  putranya  gerakan  membela  diri  dari  ancaman  atau
            serangan. Hanyi senang mendengarkan penjelasan ibunya. Dia anak
            penurut dan santun. Sehingga nasihat yang disampaikan ibunya bisa
            memahaminya.
                 etika  sedang  asik  berbincang,  tiba-tiba  dari  arah  rimbunnnya
            pepohonan ada benda keluar melesat kencang. Dengan sigap Nyai
            Balai menyibakan selendang yang dikenakan sambil terus merangkul,
            menundukan, melindungi tubuh putranya.
                 “Ada apa Ibu”, tanya Hanyi.
                 “Hai  siapa  Tuan,  di  balik  pohon  Blangiran  itu”  Nyai  Balau

                 mengarahkan pendangan ke arah sumber panah itu melesat.







                               CERITAKU; Cerita Rakyat Kalimantan Tengah | 101
   107   108   109   110   111   112   113   114   115   116   117