Page 109 - CERITAKU; Cerita Rakyat Kalimantan Tengah
P. 109
Nyai Balau tidak bersama suaminya, hanya ditemani beberapa
pengawal keluarganya. Antang gelap mata, dibutakan oleh perasaan
cintanya pada Nyai Balau.
Pada saat Nyai Balau dan pengawalnya beristirahat di
persinggahan. Antang dan pengawalnya diam-diam mengintai
mendekat ke persinggahan Nyai Balau. Namun, suasana saat itu
cukup ramai karena pemilik salah satu persinggahan di sekitar
pelabuhan sedang mengadakan acara syukuran. Nyai Balau terjaga
mendengar suara kecapi pengiring karungut. Apalagi syair yang
dialunkan syahdu juga khusuk. Syair tentang puji-pujian syukur
kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Nyai Balau teringat akan pelantun karungut saat acara
pernikahannnya dahulu.
“Bedebah, “Berani sekali kau menghalangiku” suara ribut
terdengar di dekat pintu masuk.
“Siapa yang menghalangi Tuan? Kami sedang istirahat dan
mendengar syair karungut kebajikan” kata Danum salah satu
pengawal Nyai Balau.
“Bah, untuk apa? Itu hanya nyanyian anak kecil”, kata Antang.
“Biarkan saya masuk, saya akan menemui si cantik Nyai Balau”
Antang memaksa masuk dengan menyuruh pengawalnya
terlebih dahulu hingga menabrak tubuh Danum. Danum jatuh
tersungkur. Pengawal Antang berhasil masuk ke ruang istirahat.
Namun, baru selangkah dirinya masuk, dia berteriak kesakitan
“Aduh” seperti ada benda yang menampar muka dan sebagian
tubuhnya.
Tepat ketika dirinya masuk Nyai Balau tiba-tiba sudah berada
dekat dihadapannya sambil menyibakan selendang pelan , ternyata
98 | CERITAKU; Cerita Rakyat Kalimantan Tengah